Kamis, 23 Juli 2009

NEGERI ARAB PRA ISLAM

Sumber Peradaban Pertama

PENYELIDIKAN mengenai sejarah peradaban manusia dan dari mana pula asal-usulnya, sebenarnya masih ada hubungannya dengan zaman kita sekarang ini. Penyelidikan demikian sudah lama menetapkan, bahwa sumber peradaban itu sejak lebih dari enam ribu tahun yang lalu adalah Mesir. Zaman sebelum itu dimasukkan orang kedalam kategori pra-sejarah. Oleh karena itu sukar sekali akan sampai kepada suatu penemuan yang ilmiah. Sarjana-sarjana ahli purbakala (arkelogi) kini kembali mengadakan penggalian-penggalian di Irak dan Suria dengan maksud mempelajari soal-soal peradaban Asiria dan Funisia serta menentukan zaman permulaan daripada kedua macam peradaban itu: adakah ia mendahului peradaban Mesir masa Firaun dan sekaligus mempengaruhinya, ataukah ia menyusul masa itu dan terpengaruh karenanya? Apapun juga yang telah diperoleh sarjana-sarjana arkelogi dalam bidang sejarah itu, samasekali tidak akan mengubah sesuatu dari kenyataan yang sebenarnya, yang dalam penggalian benda-benda kuno Tiongkok dan Timur Jauh belum memperlihatkan hasil yang berlawanan. Kenyataan ini ialah bahwa sumber peradaban pertama - baik di Mesir, Funisia atau Asiria - ada hubungannya dengan Laut Tengah; dan bahwa Mesir adalah pusat yang paling menonjol membawa peradaban pertama itu ke Yunani atau Rumawi, dan bahwa peradaban dunia sekarang, masa hidup kita sekarang ini, masih erat sekali hubungannya dengan peradaban pertama itu.

Apa yang pernah diperlihatkan oleh Timur Jauh dalam penyelidikam tentang sejarah peradaban, tidak pernah memberi pengaruh yang jelas terhadap pengembangan peradaban-peradaban Fira'un, Asiria atau Yunani, juga tidak pernah mengubah tujuan dan perkembangan peradaban-peradaban tersebut. Hal ini baru terjadi sesudah ada akulturasi dan saling-hubungan dengan peradaban Islam. Di sinilah proses saling pengaruh-mempengaruhi itu terjadi, proses asimilasi yang sudah sedemikian rupa, sehingga pengaruhnya terdapat pada peradaban dunia yang menjadi pegangan umat manusia dewasa ini.

Laut Tengah dan Laut Merah
Peradaban-peradaban itu sudah begitu berkembang dan tersebar ke pantai-pantai Laut Tengah atau di sekitarnya, di Mesir, di Asiria dan Yunani sejak ribuan tahun yang lalu, yang sampai saat ini perkembangannya tetap dikagumi dunia: perkembangan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam bidang pertanian, perdagangan, peperangan dan dalam segala bidang kegiatan manusia. Tetapi, semua peradaban itu, sumber dan pertumbuhannya, selalu berasal dari agama. Memang benar bahwa sumber itu berbeda-beda antara kepercayaan trinitas Mesir Purba yang tergambar dalam Osiris, Isis dan Horus, yang memperlihatkan kesatuan dan penjelmaan hidup kembali di negerinya serta hubungan kekalnya hidup dari bapa kepada anak, dan antara paganisma Yunani dalam melukiskan kebenaran, kebaikan dan keindahan yang bersumber dan tumbuh dari gejala-gejala alam berdasarkan pancaindera; demikian sesudah itu timbul perbedaan-perbedaan yang dengan penggambaran semacam itu dalam pelbagai zaman kemunduran itu telah mengantarkannya ke dalam kehidupan duniawi. Akan tetapi sumber semua peradaban itu tetap membentuk perjalanan sejarah dunia, yang begitu kuat pengaruhnya sampai saat kita sekarang ini, sekalipun peradaban demikian hendak mencoba melepaskan diri dan melawan sumbernya sendiri itu dari zaman ke zaman. Siapa tahu, hal yang serupa kelak akan hidup kembali.

Dalam lingkungan masyarakat ini, yang menyandarkan peradabannya sejak ribuan tahun kepada sumber agama, dalam lingkungan itulah dilahirkan para rasul yang membawa agama-agama yang kita kenal sampai saat ini. Di Mesir dilahirkan Musa, dan dalam pangkuan Firaun ia dibesarkan dan diasuh, dan di tangan para pendeta dan pemuka-pemuka agama kerajaan itu ia mengetahui keesaan Tuhan dan rahasia-rahasia alam.

Agama-agama Kristen dan Majusi
Setelah datang ijin Tuhan kepadanya supaya ia membimbing umat di tengah-tengah Firaun yang berkata kepada rakyatnya: "Akulah tuhanmu yang tertinggi" iapun berhadapan dengan Firaun sendiri dan tukang-tukang sihirnya, sehingga akhirnya terpaksa ia bersama-sama orang-orang Israil yang lain pindah ke Palestina. Dan di Palestina ini pula dilahirkan Isa, Ruh dan Firman Allah yang ditiupkan ke dalam diri Mariam. Setelah Tuhan menarik kembali Isa putera Mariam, murid-muridnya kemudian menyebarkan agama Nasrani yang dianjurkan Isa itu. Mereka dan pengikut-pengikut mereka mengalami bermacam-macam penganiayaan. Kemudian setelah dengan kehendak Tuhan agama ini tersebar, datanglah Maharaja Rumawi yang menguasai dunia ketika itu, membawa panji agama Nasrani. Seluruh Kerajaan Rumawi kini telah menganut agama Isa. Tersebarlah agama ini di Mesir, di Syam (Suria-Libanon dan Palestina) dan Yunani, dan dari Mesir menyebar pula ke Ethiopia. Sesudah itu selama beberapa abad kekuasaan agama ini semakin kuat juga. Semua yang berada di bawah panji Kerajaan Rumawi dan yang ingin mengadakan persahabatan dan hubungan baik dengan Kerajaan ini, berada di bawah panji agama Masehi itu.

Berhadapan dengan agama Masehi yang tersebar di bawah panji dan pengaruh Rumawi itu berdiri pula kekuasaan agama Majusi di Persia yang mendapat dukungan moril di Timur Jauh dan di India. Selama beberapa abad itu Asiria dan Mesir yang membentang sepanjang Funisia, telah merintangi terjadinya suatu pertarungan langsung antara kepercayaan dan peradaban Barat dengan Timur. Tetapi dengan masuknya Mesir dan Funisia ke dalam lingkungan Masehi telah pula menghilangkan rintangan itu. Paham Masehi di Barat dan Majusi di Timur sekarang sudah berhadap-hadapan muka. Selama beberapa abad berturut-turut, baik Barat maupun Timur, dengan hendak menghormati agamanya masing-masing, yang sedianya berhadapan dengan rintangan alam, kini telah berhadapan dengan rintangan moril, masing-masing merasa perlu dengan sekuat tenaga berusaha mempertahankan kepercayaannya, dan satu sama lain tidak saling mempengaruhi kepercayaan atau peradabannya, sekalipun peperangan antara mereka itu berlangsung terus-menerus sampai sekian lama.

Bizantium Pewaris Rumawi
Akan tetapi, sekalipun Persia telah dapat mengalahkan Rumawi dan dapat menguasai Syam dan Mesir dan sudah sampai pula di ambang pintu Bizantium, namun tak terpikir oleh raja-raja Persia akan menyebarkan agama Majusi atau menggantikan tempat agama Nasrani. Bahkan pihak yang kini berkuasa itu malahan menghormati kepercayaan orang yang dikuasainya. Rumah-rumah ibadat mereka yang sudah hancur akibat perang dibantu pula membangun kembali dan dibiarkan mereka bebas menjalankan upacara-upacara keagamaannya. Satu-satunya yang diperbuat pihak Persia dalam hal ini hanyalah mengambil Salib Besar dan dibawanya ke negerinya. Bilamana kelak kemenangan itu berganti berada di pihak Rumawi, Salib itupun diambilnya kembali dari tangan Persia. Dengan demikian peperangan rohani di Barat itu tetap di Barat dan di Timur tetap di Timur. Dengan demikian rintangan moril tadi sama pula dengan rintangan alam dan kedua kekuatan itu dari segi rohani tidak saling berbenturan.

Keadaan serupa itu berlangsung terus sampai abad keenam. Dalam pada itu pertentangan antara Rumawi dengan Bizantium makin meruncing. Pihak Rumawi, yang benderanya berkibar di benua Eropa sampai ke Gaul dan Kelt di Inggris selama beberapa generasi dan selama zaman Julius Caesar yang dibanggakan dunia dan tetap dibanggakan, kemegahannya itu berangsur-angsur telah mulai surut, sampai akhirnya Bizantium memisahkan diri dengan kekuasaan sendiri pula, sebagai ahliwaris Kerajaan Rumawi yang menguasai dunia itu. Puncak keruntuhan Kerajaan Rumawi ialah tatkala pasukan Vandal yang buas itu datang menyerbunya dan mengambil kekuasaan pemerintahan di tangannya. Peristiwa ini telah menimbulkan bekas yang dalam pada agama Masehi yang tumbuh dalam pangkuan Kerajaan Rumawi. Mereka yang sudah beriman kepada Isa itu telah mengalami pengorbanan-pengorbanan besar, berada dalam ketakutan di bawah kekuasaan Vandal itu.

Sekta-sekta Kristen dan Pertentangannya
Mazhab-mazhab agama Masehi ini mulai pecah-belah. Dari zaman ke zaman mazhab-mazhab itu telah terbagi-bagi ke dalam sekta-sekta dan golongan-golongan. Setiap golongan mempunyai pandangan dan dasar-dasar agama sendiri yang bertentangan dengan golongan lainnya. Pertentangan-pertentangan antara golongan-golongan satu sama lain karena perbedaan pandangan itu telah mengakibatkan adanya permusuhan pribadi yang terbawa oleh karena moral dan jiwa yang sudah lemah, sehingga cepat sekali ia berada dalam ketakutan, mudah terlibat dalam fanatisma yang buta dan dalam kebekuan. Pada masa-masa itu, di antara golongan-golongan Masehi itu ada yang mengingkari bahwa Isa mempunyai jasad disamping bayangan yang tampak pada manusia; ada pula yang mempertautkan secara rohaniah antara jasad dan ruhnya sedemikian rupa sehingga memerlukan khayal dan pikiran yang begitu rumit untuk dapat menggambarkannya; dan disamping itu ada pula yang mau menyembah Mariam, sementara yang lain menolak pendapat bahwa ia tetap perawan sesudah melahirkan Almasih.

Terjadinya pertentangan antara sesama pengikut-pengikut Isa itu adalah peristiwa yang biasa terjadi pada setiap umat dan zaman, apabila ia sedang mengalami kemunduran: soalnya hanya terbatas pada teori kata-kata dan bilangan saja, dan pada tiap kata dan tiap bilangan itu ditafsirkan pula dengan bermacam-macam arti, ditambah dengan rahasia-rahasia, ditambah dengan warna-warni khayal yang sukar diterima akal dan hanya dapat dikunyah oleh perdebatan-perdebatan sophisma yang kaku saja.

Salah seorang pendeta gereja berkata: "Seluruh penjuru kota itu diliputi oleh perdebatan. Orang dapat melihatnya dalam pasar-pasar, di tempat-tempat penjual pakaian, penukaran uang, pedagang makanan. Jika ada orang bermaksud hendak menukar sekeping emas, ia akan terlibat ke dalam suatu perdebatan tentang apa yang diciptakan dan apa yang bukan diciptakan. Kalau ada orang hendak menawar harga roti maka akan dijawabnya: Bapa lebih besar dari putera dan putera tunduk kepada Bapa. Bila ada orang yang bertanya tentang kolam mandi adakah airnya hangat, maka pelayannya akan segera menjawab: "Putera telah diciptakan dari yang tak ada."

Tetapi kemunduran yang telah menimpa agama Masehi sehingga ia terpecah-belah ke dalam golongan-golongan dan sekta-sekta itu dari segi politik tidak begitu besar pengaruhnya terhadap Kerajaan Rumawi. Kerajaan itu tetap kuat dan kukuh. Golongan-golongan itupun tetap hidup dibawah naungannya dengan tetap adanya semacam pertentangan tapi tidak sampai orang melibatkan diri kedalam polemik teologi atau sampai memasuki pertemuan-pertemuan semacam itu yang pernah diadakan guna memecahkan sesuatu masalah. Suatu keputusan yang pernah diambil oleh suatu golongan tidak sampai mengikat golongan yang lain. Dan Kerajaanpun telah pula melindungi semua golongan itu dan memberi kebebasan kepada mereka mengadakan polemik, yang sebenarnya telah menambah kuatnya kekuasaan Kerajaan dalam bidang administrasi tanpa mengurangi penghormatannya kepada agama. Setiap golongan jadinya bergantung kepada belas kasihan penguasa, bahkan ada dugaan bahwa golongan itu menggantungkan diri kepada adanya pengakuan pihak yang berkuasa itu.

Majusi Persia di Jazirah Arab
Sikap saling menyesuaikan diri di bawah naungan Imperium itu itulah pula yang menyebabkan penyebaran agama Masehi tetap berjalan dan dapat diteruskan dari Mesir dibawah Rumawi sampai ke Ethiopia yang merdeka tapi masih dalam lingkungan persahabatan dengan Rumawi. Dengan demikian ia mempunyai kedudukan yang sama kuat di sepanjang Laut Merah seperti di sekitar Laut Tengah itu. Dari wilayah Syam ia menyeberang ke Palestina. Penduduk Palestina dan penduduk Arab Ghassan yang pindah ke sana telah pula menganut agama itu, sampai ke pantai Furat, penduduk Hira, Lakhmid dan Mundhir yang berpindah dari pedalaman sahara yang tandus ke daerah-daerah subur juga demikian, yang selanjutnya mereka tinggal di daerah itu beberapa lama untuk kemudian hidup di bawah kekuasaan Persia Majusi.

Dalam pada itu kehidupan Majusi di Persia telah pula mengalami kemunduran seperti agama Masehi dalam Imperium Rumawi. Kalau dalam agama Majusi menyembah api itu merupakan gejala yang paling menonjol, maka yang berkenaan dengan dewa kebaikan dan kejahatan pengikut-pengikutnya telah berpecah-belah juga menjadi golongan-golongan dan sekta-sekta pula. Tapi disini bukan tempatnya menguraikan semua itu. Sungguhpun begitu kekuasaan politik Persia tetap kuat juga. Polemik keagamaan tentang lukisan dewa serta adanya pemikiran bebas yang tergambar dibalik lukisan itu, tidaklah mempengaruhinya. Golongan-golongan agama yang berbeda-beda itu semua berlindung di bawah raja Persia. Dan yang lebih memperkuat pertentangan itu ialah karena memang sengaja digunakan sebagai suatu cara supaya satu dengan yang lain saling berpukulan, atas dasar kekuatiran, bila salah satunya menjadi kuat, maka Raja atau salah satu golongan itu akan memikul akibatnya.

Antara Dua Kekuatan
Kedua kekuatan yang sekarang sedang berhadap-hadapan itu ialah: kekuatan Kristen dan kekuatan Majusi, kekuatan Barat berhadapan dengan kekuatan Timur. Bersamaan dengan itu kekuasaan-kekuasaan kecil yang berada di bawah pengaruh kedua kekuatan itu, pada awal abad keenam berada di sekitar jazirah Arab. Kedua kekuatan itu masing-masing mempunyai hasrat ekspansi dan penjajahan. Pemuka-pemuka kedua agama itu masing-masing berusaha sekuat tenaga akan menyebarkan agamanya ke atas kepercayaan agama lain yang sudah dianutnya. Sungguhpun demikian jazirah itu tetap seperti sebuah oasis yang kekar tak sampai terjamah oleh peperangan, kecuali pada beberapa tempat di bagian pinggir saja, juga tak sampai terjamah oleh penyebaran agama-agama Masehi atau Majusi, kecuali sebagian kecil saja pada beberapa kabilah. Gejala demikian ini dalam sejarah kadang tampak aneh kalau tidak kita lihat letak dan iklim jazirah itu serta pengaruh keduanya terhadap kehidupan penduduknya, dalam aneka macam perbedaan dan persamaan serta kecenderungan hidup mereka masing-masing.

Letak Geografis Semenanjung Arab
Jazirah Arab bentuknya memanjang dan tidak parallelogram. Ke sebelah utara Palestina dan padang Syam, ke sebelah timur Hira, Dijla (Tigris), Furat (Euphrates) dan Teluk Persia, ke sebelah selatan Samudera Indonesia dan Teluk Aden, sedang ke sebelah barat Laut Merah. Jadi, dari sebelah barat dan selatan daerah ini dilingkungi lautan, dari utara padang sahara dan dari timur padang sahara dan Teluk Persia. Akan tetapi bukan rintangan itu saja yang telah melindunginya dari serangan dan penyerbuan penjajahan dan penyebaran agama, melainkan juga karena jaraknya yang berjauh-jauhan. Panjang semenanjung itu melebihi seribu kilometer, demikian juga luasnya sampai seribu kilometer pula. Dan yang lebih-lebih lagi melindunginya ialah tandusnya daerah ini yang luar biasa hingga semua penjajah merasa enggan melihatnya. Dalam daerah yang seluas itu sebuah sungaipun tak ada. Musim hujan yang akan dapat dijadikan pegangan dalam mengatur sesuatu usaha juga tidak menentu. Kecuali daerah Yaman yang terletak di sebelah selatan yang sangat subur tanahnya dan cukup banyak hujan turun, wilayah Arab lainnya terdiri dari gunung-gunung, dataran tinggi, lembah-lembah tandus serta alam yang gersang. Tak mudah orang akan dapat tinggal menetap atau akan memperoleh kemajuan. Sama sekali hidup di daerah itu tidak menarik selain hidup mengembara terus-menerus dengan mempergunakan unta sebagai kapalnya di tengah-tengah lautan padang pasir itu, sambil mencari padang hijau untuk makanan ternaknya, beristirahat sebentar sambil menunggu ternak itu menghabiskan makanannya, sesudah itu berangkat lagi mencari padang hijau baru di tempat lain. Tempat-tempat beternak yang dicari oleh orang-orang badwi jazirah biasanya di sekitar mata air yang menyumber dari bekas air hujan, air hujan yang turun dari celah-celah batu di daerah itu. Dari situlah tumbuhnya padang hijau yang terserak di sana-sini dalam wahah-wahah yang berada di sekitar mata air.

Raja Sahara
Sudah wajar sekali dalam wilayah demikian itu, yang seperti Sahara Afrika Raya yang luas, tak ada orang yang dapat hidup menetap, dan cara hidup manusia yang biasapun tidak pula dikenal. Juga sudah biasa bila orang yang tinggal di daerah itu tidak lebih maksudnya hanya sekadar menjelajahinya dan menyelamatkan diri saja, kecuali di tempat-tempat yang tak seberapa, yang masih ditumbuhi rumput dan tempat beternak. Juga sudah sewajarnya pula tempat-tempat itu tetap tak dikenal karena sedikitnya orang yang mau mengembara dan mau menjelajahi daerah itu. Praktis orang zaman dahulu tidak mengenal jazirah Arab, selain Yaman. Hanya saja letaknya itu telah dapat menyelamatkan dari pengasingan dan penghuninyapun dapat bertahan diri.

Lalu-Lintas Kafilah
Pada masa itu orang belum merasa begitu aman mengarungi lautan guna mengangkut barang dagangan atau mengadakan pelayaran. Dari peribahasa Arab yang dapat kita lihat sekarang menunjukkan, bahwa ketakutan orang menghadapi laut sama seperti dalam menghadapi maut. Tetapi, bagaimanapun juga untuk mengangkut barang dagangan itu harus ada jalan lain selain mengarungi bahaya maut itu. Yang paling penting transpor perdagangan masa itu ialah antara Timur dan Barat: antara Rumawi dan sekitarnya, serta India dan sekitarnya. Jazirah Arab masa itu merupakan daerah lalu-lintas perdagangan yang diseberanginya melalui Mesir atau melalui Teluk Persia, lewat terusan yang terletak di mulut Teluk Persia itu. Sudah tentu wajar sekali bilamana penduduk pedalaman jazirah Arab itu menjadi raja sahara, sama halnya seperti pelaut-pelaut pada masa-masa berikutnya yang daerahnya lebih banyak dikuasai air daripada daratan, menjadi raja laut. Dan sudah wajar pula bilamana raja-raja padang pasir itu mengenal seluk-beluk jalan para kafilah sampai ke tempat-tempat yang berbahaya, sama halnya seperti para pelaut, mereka sudah mengenal garis-garis perjalanan kapal sampai sejauh-jauhnya. "Jalan kafilah itu bukan dibiarkan begitu saja," kata Heeren, "tetapi sudah menjadi tempat yang tetap mereka lalui. Di daerah padang pasir yang luas itu, yang biasa dilalui oleh para kafilah, alam telah memberikan tempat-tempat tertentu kepada mereka, terpencar-pencar di daerah tandus, yang kelak menjadi tempat mereka beristirahat. Di tempat itu, di bawah naungan pohon-pohon kurma dan di tepi air tawar yang mengalir di sekitarnya, seorang pedagang dengan binatang bebannya dapat menghilangkan haus dahaga sesudah perjalanan yang melelahkan itu. Tempat-tempat peristirahatan itu juga telah menjadi gudang perdagangan mereka, dan yang sebagian lagi dipakai sebagai tempat penyembahan, tempat ia meminta perlindungan atas barang dagangannya atau meminta pertolongan dari tempat itu."1

Lingkungan jazirah itu penuh dengan jalan kafilah. Yang penting di antaranya ada dua. Yang sebuah berbatasan dengan Teluk Persia, Sungai Dijla, bertemu dengan padang Syam dan Palestina. Pantas jugalah kalau batas daerah-daerah sebelah timur yang berdekatan itu diberi nama Jalan Timur. Sedang yang sebuah lagi berbatasan dengan Laut Merah; dan karena itu diberi nama Jalan Barat. Melalui dua jalan inilah produksi barang-barang di Barat diangkut ke Timur dan barang-barang di Timur diangkut ke Barat. Dengan demikian daerah pedalaman itu mendapatkan kemakmurannya.

Akan tetapi itu tidak menambah pengetahuan pihak Barat tentang negeri-negeri yang telah dilalui perdagangan mereka itu. Karena sukarnya menempuh daerah-daerah itu, baik pihak Barat maupun pihak Timur sedikit sekali yang mau mengarunginya - kecuali bagi mereka yang sudah biasa sejak masa mudanya. Sedang mereka yang berani secara untung-untungan mempertaruhkan nyawa banyak yang hilang secara sia-sia di tengah-tengah padang tandus itu. Bagi orang yang sudah biasa hidup mewah di kota, tidak akan tahan menempuh gunung-gunung tandus yang memisahkan Tihama dari pantai Laut Merah dengan suatu daerah yang sempit itu. Kalaupun pada waktu itu ada juga orang yang sampai ke tempat tersebut - yang hanya mengenal unta sebagai kendaraan - ia akan mendaki celah-celah pegunungan yang akhirnya akan menyeberang sampai ke dataran tinggi Najd yang penuh dengan padang pasir. Orang yang sudah biasa hidup dalam sistem politik yang teratur dan dapat menjamin segala kepuasannya akan terasa berat sekali hidup dalam suasana pedalaman yang tidak mengenal tata-tertib kenegaraan. Setiap kabilah, atau setiap keluarga, bahkan setiap pribadipun tidak mempunyai suatu sistiem hubungan dengan pihak lain selain ikatan keluarga atau kabilah atau ikatan sumpah setia kawan atau sistem jiwar (perlindungan bertetangga) yang biasa diminta oleh pihak yang lemah kepada yang lebih kuat.

Pada setiap zaman tata-hidup bangsa-bangsa pedalaman itu memang berbeda dengan kehidupan di kota-kota. Ia sudah puas dengan cara hidup saling mengadakan pembalasan, melawan permusuhan dengan permusuhan, menindas yang lemah yang tidak mempunyai pelindung. Keadaan semacam ini tidak menarik perhatian orang untuk membuat penyelidikan yang lebih dalam. Oleh karena itu daerah Semenanjung ini tetap tidak dikenal dunia pada waktu itu. Dan barulah kemudian - sesudah Muhammad s.a.w. lahir di tempat tersebut - orang mulai mengenal sejarahnya dari berita-berita yang dibawa orang dari tempat itu, dan daerah yang tadinya sama sekali tertutup itu sekarang sudah mulai dikenal dunia.

Yaman dan Peradabannya
Tak ada yang dikenal dunia tentang negeri-negeri Arab itu selain Yaman dan tetangga-tetangganya yang berbatasan dengan Teluk Persia. Hal ini bukan karena hanya disebabkan oleh adanya perbatasan Teluk Persia dan Samudera Indonesia saja, tetapi lebih-lebih disebabkan oleh - tidak seperti jazirah-jazirah lain - gurun sahara yang tandus. Dunia tidak tertarik, negara yang akan bersahabatpun tidak merasa akan mendapat keuntungan dan pihak penjajah juga tidak punya kepentingan. Sebaliknya, daerah Yaman tanahnya subur, hujan turun secara teratur pada setiap musim. Ia menjadi negeri peradaban yang kuat, dengan kota-kota yang makmur dan tempat-tempat beribadat yang kuat sepanjang masa. Penduduk jazirah ini terdiri dari suku bangsa Himyar, suatu suku bangsa yang cerdas dan berpengetahuan luas. Air hujan yang menyirami bumi ini mengalir habis menyusuri tanah terjal sampai ke laut. Mereka membuat Bendungan Ma'rib yang dapat menampung arus air hujan sesuai dengan syarat-syarat peradaban yang berlaku.

Sebelum di bangunnya bendungan ini , air hujan yang deras terjun dari pegunungan Yaman yang tinggi-tinggi itu, menyusur turun ke lembah-lembah yang terletak di sebelah timur kota Ma'rib. Mula-mula air turun melalui celah-celah dua buah gunung yang terletak di kanan-kiri lembah ini, memisahkan satu sama lain seluas kira-kira 400 meter. Apabila sudah sampai di Ma'rib air itu menyebar ke dalam lembah demikian rupa sehingga hilang terserap seperti di bendungan-bendungan Hulu Sungai Nil. Berkat pengetahuan dan kecerdasan yang ada pada penduduk Yaman itu, mereka membangun sebuah bendungan, yaitu Bendungan Ma'rib. Bendungan ini dibangun daripada batu di ujung lembah yang sempit, lalu dibuatnya celah-celah guna memungkinkan adanya distribusi air ke tempat-tempat yang mereka kehendaki dan dengan demikian tanah mereka bertambah subur.

Peninggalan-peninggalan peradaban Himyar di Yaman yang pernah diselidiki - dan sampai sekarang penyelidikan itu masih diteruskan -menunjukkan, bahwa peradaban mereka pada suatu saat memang telah mencapai tingkat yang tinggi sekali, juga sejarahpun menunjukkan bahwa Yaman pernah pula mengalami bencana.

Judaisma dan Kristen di Yaman
Sungguhpun begitu peradaban yang dihasilkan dari kesuburan negerinya serta penduduknya yang menetap menimbulkan gangguan juga dalam lingkungan jazirah itu. Raja-raja Yaman kadang dari keluarga Himyar yang sudah turun-temurun, kadang juga dari kalangan rakyat Himyar sampai pada waktu Dhu Nuwas al-Himyari berkuasa. Dhu Nuwas sendiri condong sekali kepada agama Musa (Yudaisma), dan tidak menyukai penyembahan berhala yang telah menimpa bangsanya. Ia belajar agama ini dari orang-orang Yahudi yang pindah dan menetap di Yaman. Dhu Nuwas inilah yang disebut-sebut oleh ahli-ahli sejarah, yang termasuk dalam kisah "orang-orang yang membuat parit," dan menyebabkan turunnya ayat: "Binasalah orang-orang yang telah membuat parit. Api yang penuh bahan bakar. Ketika mereka duduk di tempat itu. Dan apa yang dilakukan orang-orang beriman itu mereka menyaksikan. Mereka menyiksa orang-orang itu hanya karena mereka beriman kepada Allah Yang Maha Mulia dan Terpuji." (Qur'an 85:4-8)

Cerita ini ringkasnya ialah bahwa ada seorang pengikut Nabi Isa yang saleh bernama Phemion telah pindah dari Kerajaan Rumawi ke Najran. Karena orang ini baik sekali, penduduk kota itu banyak yang mengikuti jejaknya, sehingga jumlah mereka makin lama makin bertambah juga. Setelah berita itu sampai kepada Dhu Nuwas, ia pergi ke Najran dan dimintanya kepada penduduk supaya mereka masuk agama Yahudi, kalau tidak akan dibunuh. Karena mereka menolak, maka digalilah sebuah parit dan dipasang api di dalamnya. Mereka dimasukkan ke dalam parit itu dan yang tidak mati karena api, dibunuhnya kemudian dengan pedang atau dibikin cacat. Menurut beberapa buku sejarah korban pembunuhan itu mencapai duapuluh ribu orang. Salah seorang di antaranya dapat lolos dari maut dan dari tangan Dhu Nuwas, ia lari ke Rumawi dan meminta bantuan Kaisar Yustinianus atas perbuatan Dhu Nuwas itu. Oleh karena letak Kerajaan Rumawi ini jauh dari Yaman, Kaisar itu menulis surat kepada Najasyi (Negus) supaya mengadakan pembalasan terhadap raja Yaman. Pada waktu itu [abad ke-6] Abisinia yang dipimpin oleh Najasyi sedang berada dalam puncak kemegahannya. Perdagangan yang luas melalui laut disertai oleh armada yang kuat2 dapat menancapkan pengaruhnya sampai sejauh-jauhnya. Pada waktu itu ia menjadi sekutu Imperium Rumawi Timur dan yang memegang panji Kristen di Laut Merah, sedang Kerajaan Rumawi Timur sendiri menguasainya di bagian Laut Tengah.

Setelah surat Kaisar sampai ke tangan Najasyi, ia mengirimkan bersama orang Yaman itu - yang membawa surat - sepasukan tentara di bawah pimpinan Aryat (Harith) dan Abraha al-Asyram salah seorang prajuritnya. Aryat menyerbu Kerajaan Yaman atas nama penguasa Abisinia. Ia memerintah Yaman ini sampai ia dibunuh oleh Abraha yang kemudian menggantikan kedudukannya. Abraha inilah yang memimpin pasukan gajah, dan dia yang kemudian menyerbu Mekah guna menghancurkan Ka'bah tetapi gagal, seperti yang akan terlihat nanti dalam pasal berikut. Anak-anak Abraha kemudian menguasai Yaman dengan tindakan sewenang-wenang. Melihat bencana yang begitu lama menimpa penduduk, Saif bin Dhi Yazan pergi hendak menemui Maharaja Rumawi. Ia mengadukan hal itu kepadanya dan memintanya supaya mengirimkan penguasa lain dan Rumawi ke Yaman. Tetapi karena adanya perjanjian persekutuan antara Kaisar Yustinianus dengan Najasyi tidak mungkin ia dapat memenuhi permintaan Saif bin Dhi Yazan itu. Oleh karena itu Saif meninggalkan Kaisar dan pergi menemui Nu'man bin'l-Mundhir selaku Gubernur yang diangkat oleh Kisra untuk daerah Hira dan sekitarnya di Irak.3

Nu'man dan Saif bin Dhi Yazan bersama-sama datang menghadap Kisra Parvez. Waktu itu ia sedang duduk dalam Ruangan Resepsi (Iwan Kisra) yang megah dihiasi oleh lukisan-lukisan bimasakti pada bagian tahta itu. Di tempat musim dinginnya bagian ini dikelilingi dengan tabir-tabir dari bulu binatang yang mewah sekali. Di tengah-tengah itu bergantungan lampu-lampu kendil terbuat daripada perak dan emas dan diisi penuh dengan air tawar. Di atas tahta itulah terletak mahkotanya yang besar berhiaskan batu delima, kristal dan mutiara bertali emas dan perak, tergantung dengan rantai dari emas pula. Ia sendiri memakai pakaian serba emas. Setiap orang yang memasuki tempat itu akan merasa terpesona oleh kemegahannya. Demikian juga halnya dengan Saif bin Dhi Yazan.

Kisra menanyakan maksud kedatangannya itu dan Saifpun bercerita tentang kekejaman Abisinia di Yaman. Sungguhpun pada mulanya Kisra Parvez ragu-ragu, tetapi kemudian ia mengirimkan juga pasukannya di bawah pimpinan Wahraz (Syahrvaraz?), salah seorang keluarga ningrat Persia yang paling berani. Persia telah mendapat kemenangan dan orang-orang Abisinia dapat diusir dari Yaman yang sudah didudukinya selama 72 tahun itu.

Sejak itulah Yaman berada di bawah kekuasaan Persia, dan ketika Islam lahir seluruh daerah Arab itu berada dalam naungan agama baru ini.

Akan tetapi orang-orang asing yang telah menguasai Yaman itu tidak langsung di bawah kekuasaan Raja Persia. Terutama hal itu terjadi setelah Syirawih (Shiruya Kavadh II) membunuh ayahnya, Kisra Parvez, dan dia sendiri menduduki takhta. Ia membayangkan - dengan pikirannya yang picik itu bahwa dunia dapat dikendalikan sekehendaknya dan bahwa kerajaannya membantu memenuhi kehendaknya yang sudah hanyut dalam hidup kesenangan itu. Masalah-masalah kerajaan banyak sekali yang tidak mendapat perhatian karena dia sudah mengikuti nafsunya sendiri. Ia pergi memburu dalam suatu kemewahan yang belum pernah terjadi Ia berangkat diiringi oleh pemuda-pemuda ningrat berpakaian merah, kuning dan lembayung, dikelilingi oleh pengiring-pengiring yang membawa burung elang dan harimau yang sudah dijinakkan dan ditutup moncongnya; oleh budak-budak yang membawa wangi-wangian, oleh pengusir-pengusir lalat dan pemain-pemain musik. Supaya merasa dirinya dalam suasana musim semi sekalipun sebenarnya dalam musim dingin yang berat, ia beserta rombongannya duduk di atas permadani yang lebar dilukis dengan lorong-lorong, ladang dan kebun yang ditanami bunga-bungaan aneka warna, dan dilatarbelakangi oleh semak-semak, hutan hijau serta sungai-sungai berwarna perak.

Tetapi sungguhpun Syirawih begitu jauh mengikuti kesenangannya, kerajaan Persia tetap dapat mempertahankan kemegahannya, dan tetap merupakan lawan yang kuat terhadap kekuasaan Bizantium dan penyebaran Kristen. Sekalipun dengan naik tahtanya Syirawih ini telah mengurangi kejayaan kerajaannya, ia telah memberi kesempatan kepada kaum Muslimin memasuki negerinya dan menyebarkan Islam.

Yaman yang telah dijadikan gelanggang pertentangan sejak abad ke-4 itu sebenarnya telah meninggalkan bekas yang dalam sekali dalam sejarah Semenanjung Arab dari segi pembagian penduduknya. Disebutkan bahwa Bendungan Ma'rib yang oleh suku-bangsa Himyar telah dimanfaatkan untuk keuntungan negerinya, telah hancur pula dilanda banjir besar. Disebabkan oleh adanya pertentangan yang terus-menerus itu, lalailah mereka yang harus selalu mengawasi dan memeliharanya. Bendungan itu lapuk dan tidak tahan lagi menahan banjir. Dikatakan juga, bahwa setelah Rumawi melihat Yaman menjadi pusat pertentangan antara kerajaannya dengan Persia dan bahwa perdagangannya terancam karena pertentangan itu, iapun menyiapkan armadanya menyeberangi Laut Merah - antara Mesir dengan negeri-negeri Timur yang jauh - guna menarik perdagangan yang dibutuhkan oleh negerinya. Dengan demikian tidak perlu lagi ia menempuh jalan kafilah.

Mengenai peristiwanya, ahli-ahli sejarah sependapat, tetapi mengenai sebab terjadinya peristiwa itu mereka berlainan pendapat. Peristiwanya ialah mengenai pindahnya kabilah Azd di Yaman ke Utara. Semua mereka sependapat tentang kepindahan ini, sekalipun sebagian menghubungkannya dengan sepinya beberapa kota di Yaman karena mundurnya perdagangan yang biasa melalui tempat itu. Yang lain menghubung-hubungkan kepada rusaknya bendungan Ma'rib, sehingga banyak di antara kabilah-kabilah yang pindah karena takut binasa. Tetapi apapun juga kejadiannya, namun adanya imigrasi ini telah menyebabkan Yaman jadi berhubungan dengan negeri-negeri Arab lainnya, suatu hubungan keturunan dan percampuran yang sampai sekarang masih dicoba oleh para sarjana menyelidikinya.

Apabila sistem politik di Yaman sudah menjadi kacau seperti yang dapat kita saksikan, yang disebabkan oleh keadaan yang menimpa negeri itu serta dijadikannya tempat itu medan pertarungan, maka struktur politik serupa itu tidak dikenal pada beberapa negeri Semenanjung Arab lainnya waktu itu. Segala macam sistem yang dapat dianggap sebagai suatu sistem politik seperti pengertian kita sekarang atau seperti pengertian negara-negara yang sudah maju pada masa itu, di daerah-daerah seperti Tihama, Hijaz, Najd dan sepanjang dataran luas yang meliputi negeri-negeri Arab, pengertian demikian itu belum dikenal. Anak negeri pada masa itu bahkan sampai sekarang adalah penduduk pedalaman yang tidak biasa di kota-kota. Mereka tidak betah tinggal menetap di suatu tempat. Yang mereka kenal hanyalah hidup mengembara selalu, berpindah-pindah mencari padang rumput dan menuruti keinginan hatinya. Mereka tidak mengenal hidup cara lain selain pengembaraan itu.

Seperti juga di tempat-tempat lain, di sinipun dasar hidup pengembaraan itu ialah kabilah. Kabilah-kabilah yang selalu pindah dan mengembara itu tidak mengenal suatu peraturan atau tata-cara seperti yang kita kenal. Mereka hanya mengenal kebebasan pribadi, kebebasan keluarga dan kebebasan kabilah yang penuh. Sedang orang kota, atas nama tata-tertib mau mengalah dan membuang sebagian kemerdekaan mereka untuk kepentingan masyarakat dan penguasa, sebagai imbalan atas ketenangan dan kemewahan hidup mereka. Sedang seorang pengembara tidak pedulikan kemewahan, tidak betah dengan ketenangan hidup menetap, juga tidak tertarik kepada apapun - seperti kekayaan yang menjadi harapan orang kota - selain kebebasannya yang mutlak. Ia hanya mau hidup dalam persamaan yang penuh dengan anggota-anggota kabilahnya atau kabilah-kabilah lain sesamanya. Dasar kehidupannya ialah seperti makhluk-makhluk lain, mau survive, mau bertahan terus sehingga sesuai dengan kaidah-kaidah kehormatannya yang sudah ditanamkan dalam hidup mengembara yang serba bebas itu.

Oleh karena itu, kaum pengembara tidak menyukai tindakan ketidak-adilan yang ditimpakan kepada mereka. Mereka mau melawannya mati-matian, dan kalau tidak dapat melawan, ditinggalkannya tempat tinggal mereka itu, dan mereka mengembara lagi ke seluruh jazirah, bila memang terpaksa harus demikian.

Juga itu pula sebabnya, perang adalah jalan yang paling mudah bagi kabilah-kabilah ini bila harus juga timbul perselisihan yang tidak mudah diselesaikan dengan cara yang terhormat. Karena bawaan itu juga, maka tumbuhlah di kalangan sebagian besar kabilah-kabilah itu sifat-sifat harga diri, keberanian, suka tolong-menolong, melindungi tetangga serta sikap memaafkan sedapat mungkin dan semacamnya. Sifat-sifat ini akan makin kuat apabila semakin dekat ia kepada kehidupan pedalaman, dan akan makin hilang apabila semakin dekat ia kepada kehidupan kota.

Seperti kita sebutkan, karena faktor-faktor ekonomi juga, baik Rumawi maupun Persia, hanya merasa tertarik kepada Yaman saja dari antara jazirah lainnya yang memang tidak mau tunduk itu. Mereka lebih suka meninggalkan tanah air daripada tunduk kepada perintah. Baik pribadi-pribadi atau kabilah-kabilah tidak akan taat kepada peraturan apapun yang berlaku atau kepada lembaga apapun yang berkuasa.

Sifat-sifat pengembaraan itu cukup mempengaruhi daerah yang kecil-kecil yang tumbuh di sekitar jazirah karena adanya perdagangan para kafilah, seperti yang sudah kita terangkan. Daerah-daerah ini dipakai oleh para pedagang sebagai tempat beristirahat sesudah perjalanan yang begitu meletihkan. Di situ mereka bertemu dengan tempat-tempat pemujaan sang dewa guna memperoleh keselamatan bagi mereka serta menjauhkan marabahaya gurun sahara serta mengharapkan perdagangan mereka selamat sampai di tempat tujuan.

Kota-kota seperti Mekah, Ta'if, Yathrib dan yang sejenis itu seperti wahah-wahah (oase) yang terserak di celah-celah gunung atau gurun pasir, terpengaruh juga oleh sifat-sifat pengembaraan demikian itu. Dalam susunan kabilah serta cabang-cabangnya, perangai hidup, adat-istiadat serta kebenciannya terhadap segala yang membatasi kebebasannya lebih dekat kepada cara hidup pedalaman daripada kepada cara-cara di kota, sekalipun mereka dipaksa oleh sesuatu cara hidup yang menetap, yang tentunya tidak sama dengan cara-hidup pedalaman. Dalam pembicaraan tentang Mekah dan Yathrib pada pasal berikut ini akan terlihat agak lebih terperinci.

Sebabnya Jazirah Bertahan Pada Paganisma
Lingkungan masyarakat dalam alam demikian ini serta keadaan moral, politik dan sosial yang ada pada mereka, mempunyai pengaruh yang sama terhadap cara beragamanya. Melihat hubungannya dengan agama Kristen Rumawi dan Majusi Persia, adakah Yaman dapat terpengaruh oleh kedua agama itu dan sekaligus mempengaruhi kedua agama tersebut di jazirah Arab lainnya? Ini juga yang terlintas dalam pikiran kita, terutama mengenai agama Kristen. Misi Kristen yang ada pada masa itu sama giatnya seperti yang sekarang dalam mempropagandakan agama. Pengaruh pengertian agama dalam jiwa serta cara hidup kaum pengembara tidak sama dengan orang kota. Dalam kehidupan kaum pengembara manusia berhubungan dengan alam, ia merasakan adanya wujud yang tak terbatas dalam segala bentuknya. Ia merasa perlu mengatur suatu cara hidup antara dirinya dengan alam dengan ketak-terbatasannya itu. Sedang bagi orang kota ketak-terbatasan itu sudah tertutup oleh kesibukannya hari-hari, oleh adanya perlindungan masyarakat terhadap dirinya sebagai imbalan atas kebebasannya yang diberikan sebagian kepada masyarakat, serta kesediaannya tunduk kepada undang-undang penguasa supaya memperoleh jaminan dan hak perlindungan. Hal ini menyebabkannya tidak merasa perlu berhubungan dengan yang di luar penguasa itu, dengan kekuatan alam yang begitu dahsyat terhadap kehidupan manusia. Hubungan jiwa dengan unsur-unsur alam yang di sekitarnya jadi berkurang.

Dalam keadaan serupa ini, apakah yang telah diperoleh Kristen dengan kegiatannya yang begitu besar sejak abad-abad permulaan dalam menyebarkan ajaran agamanya itu? Barangkali soalnya hanya akan sampai di situ saja kalau tidak karena adanya soal-soal lain yang menyebabkan negeri-negeri Arab itu, termasuk Yaman, tetap bertahan pada paganisma agama nenek-moyangnya, dan hanya beberapa kabilah saja yang mau menerima agama Kristen.

Manifestasi peradaban dunia yang paling jelas pada masa itu - seperti yang sudah kita saksikan - berpusat di sekitar Laut Tengah dan Laut Merah. Agama-agama Kristen dan Yahudi bertetangga begitu dekat sekitar tempat itu. Kalau keduanya tidak memperlihatkan permusuhan yang berarti, juga tidak memperlihatkan persahabatan yang berarti pula. Orang-orang Yahudi masa itu dan sampai sekarang juga masih menyebut-nyebut adanya pembangkangan dan perlawanan Nabi Isa kepada agama mereka. Dengan diam-diam mereka bekerja mau membendung arus agama Kristen yang telah mengusir mereka dari Palestina, dan yang masih berlindung dibawah panji Imperium Rumawi yang membentang luas itu.

Orang-orang Yahudi di negeri-negeri Arab merupakan kaum imigran yang besar, kebanyakan mereka tinggal di Yaman dan Yathrib. Di samping itu kemudian agama Majusi (Mazdaisma) Persia tegak menghadapi arus kekuatan Kristen supaya tidak sampai menyeberangi Furat (Euphrates) ke Persia, dan kekuatan moril demikian itu didukung oleh keadaan paganisma di mana saja ia berada. Jatuhnya Rumawi dan hilangnya kekuasaan yang di tangannya, ialah sesudah pindahnya pusat peradaban dunia itu ke Bizantium.

Gejala-gejala kemunduran berikutnya ialah bertambah banyaknya sekta-sekta Kristen yang sampai menimbulkan pertentangan dan peperangan antara sesama mereka. Ini membawa akibat merosotnya martabat iman yang tinggi ke dalam kancah perdebatan tentang bentuk dan ucapan, tentang sampai di mana kesucian Mariam: adakah ia yang lebih utama dari anaknya Isa Almasih atau anak yang lebih utama dari ibu - suatu perdebatan yang terjadi di mana-mana, suatu pertanda yang akan membawa akibat hancurnya apa yang sudah biasa berlaku.

Ini tentu disebabkan oleh karena isi dibuang dan kulit yang diambil, dan terus menimbun kulit itu di atas isi sehingga akhirnya mustahil sekali orang akan dapat melihat isi atau akan menembusi timbunan kulit itu.

Apa yang telah menjadi pokok perdebatan kaum Nasrani Syam, lain lagi dengan yang menjadi perdebatan kaum Nasrani di Hira dan Abisinia. Dan orang-orang Yahudipun, melihat hubungannya dengan orang-orang Nasrani, tidak akan berusaha mengurangi atau menenteramkan perdebatan semacam itu. Oleh karena itu sudah wajar pula orang-orang Arab yang berhubungan dengan kaum Nasrani Syam dan Yaman dalam perjalanan mereka pada musim dingin atau musim panas atau dengan orang-orang Nasrani yang datang dari Abisinia, tetap tidak akan sudi memihak salah satu di antara golongan-golongan itu. Mereka sudah puas dengan kehidupan agama berhala yang ada pada mereka sejak mereka dilahirkan, mengikuti cara hidup nenek-moyang mereka.

Oleh karena itu, kehidupan menyembah berhala itu tetap subur di kalangan mereka, sehingga pengaruh demikian inipun sampai kepada tetangga-tetangga mereka yang beragama Kristen di Najran dan agama Yahudi di Yathrib, yang pada mulanya memberikan kelonggaran kepada mereka, kemudian turut menerimanya. Hubungan mereka dengan orang-orang Arab yang menyembah berhala untuk mendekatkan diri kepada Tuhan itu baik-baik saja.

Yang menyebabkan orang-orang Arab itu tetap bertahan pada paganismanya bukan saja karena ada pertentangan di antara golongan-golongan Kristen. Kepercayaan paganisma itu masih tetap hidup di kalangan bangsa-bangsa yang sudah menerima ajaran Kristen. Paganisma Mesir dan Yunani masih tetap berpengaruh ditengah-tengah pelbagai mazhab yang beraneka macam dan di antara pelbagai sekta-sekta Kristen sendiri. Aliran Alexandria dan filsafat Alexandria masih tetap berpengaruh, meskipun sudah banyak berkurang dibandingkan dengan masa Ptolemies dan masa permulaan agama Masehi. Bagaimanapun juga pengaruh itu tetap merasuk ke dalam hati mereka. Logikanya yang tampak cemerlang sekalipun pada dasarnya masih bersifat sofistik - dapat juga menarik kepercayaan paganisma yang polytheistik, yang dengan kecintaannya itu dapat didekatkan kepada kekuasaan manusia.

Saya kira inilah yang lebih kuat mengikat jiwa yang masih lemah itu pada paganisma, dalam setiap zaman, sampai saat kita sekarang ini. Jiwa yang lemah itu tidak sanggup mencapai tingkat yang lebih tinggi, jiwa yang akan menghubungkannya pada semesta alam sehingga ia dapat memahami adanya kesatuan yang menjelma dalam segala yang lebih tinggi, yang sublim dari semua yang ada dalam wujud ini, menjelma dalam Wujud Tuhan Yang Maha Esa. Kepercayaan demikian itu hanya sampai pada suatu manifestasi alam saja seperti matahari, bulan atau api misalnya. Lalu tak berdaya lagi mencapai segala yang lebih tinggi, yang akan memperlihatkan adanya manifestasi alam dalam kesatuannya itu.

Bagi jiwa yang lemah ini cukup hanya dengan berhala saja. Ia akan membawa gambaran yang masih kabur dan rendah tentang pengertian wujud dan kesatuannya. Dalam hubungannya dengan berhala itu lalu dilengkapi lagi dengan segala gambaran kudus, yang sampai sekarang masih dapat kita saksikan di seluruh dunia, sekalipun dunia yang mendakwakan dirinya modern dalam ilmu pengetahuan dan sudah maju pula dalam peradaban. Misalnya mereka yang pernah berziarah ke gereja Santa Petrus di Roma, mereka melihat kaki patung Santa Petrus yang didirikan di tempat itu sudah bergurat-gurat karena diciumi oleh penganut-penganutnya, sehingga setiap waktu terpaksa gereja memperbaiki kembali mana-mana yang rusak.

Melihat semua itu kita dapat memaklumi. Mereka belum nmendapat petunjuk Tuhan kepada iman yang sebenarnya Mereka melihat pertentangan-pertentangan kaum Kristen yang menjadi tetangga mereka serta cara-cara hidup paganisma yang masih ada pada mereka, di tengah-tengah mereka sendiri yang masih menyembah berhala itu sebagai warisan dari nenek-moyang mereka. Betapa kita tak akan memaafkan mereka. Situasi demikian ini sudah begitu berakar di seluruh dunia, tak putus-putusnya sampai saat ini, dan saya kira memang tidak akan pernah berakhir. Kaum Muslimin dewasa inipun membiarkan paganisma itu dalam agama mereka, agama yang datang hendak menghapus paganisma, yang datang hendak menghilangkan segala penyembahan kepada siapa saja selain kepada Allah Yang Maha Esa.

Cara-cara penyembahan berhala orang-orang Arab dahulu itu banyak sekali macamnya. Bagi kita yang mengadakan penyelidikan dewasa ini sukar sekali akan dapat mengetahui seluk-beluknya. Nabi sendiri telah menghancurkan berhala-berhala itu dan menganjurkan para sahabat menghancurkannya di mana saja adanya. Kaum Muslimin sudah tidak lagi bicara tentang itu sesudah semua yang berhubungan dengan pengaruh itu dalam sejarah dan lektur dihilangkan. Tetapi apa yang disebutkan dalam Quran dan yang dibawa oleh ahli-ahli sejarah dalam abad kedua Hijrah - sesudah kaum Muslimin tidak lagi akan tergoda karenanya - menunjukkan, bahwa sebelum Islam paganisma dalam bentuknya yang pelbagai macam, mempunyai tempat yang tinggi.

Di samping itu menunjukkan pula bahwa kekudusan berhala-berhala itu bertingkat-tingkat adanya. Setiap kabilah atau suku mempunyai patung sendiri sebagai pusat penyembahan. Sesembahan-sesembahan zaman jahiliah inipun berbeda-beda pula antara sebutan shanam (patung), wathan (berhala) dan nushub. Shanam ialah dalam bentuk manusia dibuat dari logam atau kayu, Wathan demikian juga dibuat dari batu, sedang nushub adalah batu karang tanpa suatu bentuk tertentu. Beberapa kabilah melakukan cara-cara ibadahnya sendiri-sendiri. Mereka beranggapan batu karang itu berasal dari langit meskipun agaknya itu adalah batu kawah atau yang serupa itu. Di antara berhala-berhala yang baik buatannya agaknya yang berasal dari Yaman. Hal ini tidak mengherankan. Kemajuan peradaban mereka tidak dikenal di Hijaz, Najd atau di Kinda. Sayang sekali, buku-buku tentang berhala ini tidak melukiskan secara terperinci bentuk-bentuk berhala itu, kecuali tentang Hubal yang dibuat dari batu akik dalam bentuk manusia, dan bahwa lengannya pernah rusak dan oleh orang-orang Quraisy diganti dengan lengan dari emas. Hubal ini ialah dewa orang Arab yang paling besar dan diletakkan dalam Ka'bah di Mekah. Orang-orang dari semua penjuru jazirah datang berziarah ke tempat itu.

Tidak cukup dengan berhala-berhala besar itu saja buat orang-orang Arab guna menyampaikan sembahyang dan memberikan kurban-kurban, tetapi kebanyakan mereka itu mempunyai pula patung-patung dan berhala-berhala dalam rumah masing-masing. Mereka mengelilingi patungnya itu ketika akan keluar atau sesudah kembali pulang, dan dibawanya pula dalam perjalanan bila patung itu mengijinkan ia bepergian. Semua patung itu, baik yang ada dalam Ka'bah atau yang ada di sekelilingnya, begitu juga yang ada di semua penjuru negeri Arab atau kabilah-kabilah dianggap sebagai perantara antara penganutnya dengan dewa besar. Mereka beranggapan penyembahannya kepada dewa-dewa itu sebagai pendekatan kepada Tuhan dan menyembah kepada Tuhan sudah mereka lupakan karena telah menyembah berhala-berhala itu.

Meskipun Yaman mempunyai peradaban yang paling tinggi di antara seluruh jazirah Arab, yang disebabkan oleh kesuburan negerinya serta pengaturan pengairannya yang baik, namun ia tidak menjadi pusat perhatian negeri-negeri sahara yang terbentang luas itu, juga tidak menjadi pusat keagamaan mereka. Tetapi yang menjadi pusat adalah Mekah dengan Ka'bah sebagai rumah Ismail. Ke tempat itu orang berkunjung dan ke tempat itu pula orang melepaskan pandang. Bulan-bulan suci sangat dipelihara melebihi tempat lain.

Oleh karena itu, dan sebagai markas perdagangan jazirah Arab yang istimewa, Mekah dianggap sebagai ibukota seluruh jazirah. Kemudian takdirpun menghendaki pula ia menjadi tanah kelahiran Nabi Muhammad, dan dengan demikian ia menjadi sasaran pandangan dunia sepanjang zaman. Ka'bah tetap disucikan dan suku Quraisy masih menempati kedudukan yang tinggi, sekalipun mereka semua tetap sebagai orang-orang Badwi yang kasar sejak berabad-abad lamanya.

Catatan kaki:
[1] Dikutip oleh Sir Muir dalam The Life of Mohammad, p.xc.

[2] Cerita demikian terdapat dalam beberapa buku sejarah. Encylopedia Britannica juga menyebutnya, dan dikutip oleh penulis-penulis buku Historian's History of the World dan juga dijadikan pegangan oleh Emile Derminghem dalam la Vie de Mahomet. Akan tetapi At-Tabari menceritakan melalui Hisyam ibn Muhammad bahwa setelah orang Yaman itu pergi meminta bantuan Najasyi atas perbuatan Dhu Nuwas serta menjelaskan apa yang telah dilakukannya terhadap orang-orang Kristen oleh pembela agama Yahudi itu dan memperlihatkan sebuah Injil yang sudah sebagian dimakan api, Najasyi berkata: "Tenaga manusia di sini banyak, tapi aku tidak punya kapal. Sekarang aku menulis surat kepada Kaisar supaya mengirimkan kapal dan dengan itu akan kukirimkan pasukanku." Lalu ia menulis surat kepada Kaisar dengan melampirkan Injil yang sudah terbakar. Dan menambahkan: "Hisyam ibn Muhammad menduga, bahwa setelah kapal-kapal itu sampai ke tempat Najasyi, pasukannyapun dinaikkan dan berangkat ke pantai Mandab." Lihat Tarikh't-Tabari cetakan Al-Husainia, vol. 2, p. 106 dan 108.

[3] Beberapa keterangan dalam buku-buku sejarah berbeda-beda tentang sebab penyerbuan Abisinia (Habasya) ini ke Yaman. Keterangan itu mengatakan, bahwa hubungan dagang antara Arab Musta'riba di Hijaz dengan Yaman dan Abisinia terus berlangsung. Pada waktu itu pantai-pantai Habasya membentang sepanjang Laut Merah lengkap dengan armada perdagangannya. Karena kekayaan dan kesuburannya, Kerajaan Rumawi ingin sekali menguasai Yaman. Aelius Galius penguasa (prefek) Kaisar Rumawi di Mesir mengadakan persiapan. akan menyerbu Yaman. Pasukannya dikerahkan menyeberangi Laut Merah ke Yaman dan juga menyerang Najran. Tetapi karena adanya penyakit yang menyerang mereka. Orang-orang Yaman mudah sekali mengusir mereka itu dan merekapun kembali ke Mesir. Sesudah itupun Rumawi berturut-turut menyerang jazirah Arab di Yaman dan di luar Yaman, tapi kenyataannya tidak lebih menguntungkan dan yang pernah dilakukan oleh Galius. Saat itu Najasyi di Abisinia merasa perlu mengadakan pembalasan terhadap Yaman yang telah memaksakan agama Yahudi terhadap orang-orang Rumawi yang beragama Kristen. Pasukan Aryat dikerahkan menyerbu Yaman dan berkuasa di tempat itu sampai pada waktu Persia datang mengusir mereka.
Selengkapnya...

Rabu, 22 Juli 2009

HAKIKAT KEHIDUPAN

HAKIKAT KEHIDUPAN DUNIAWI


Wanita ini berumur tujuh puluhan. Pernahkah Anda membayangkan bagaimana orang seusia ini menilai hidupnya?

Jika ada yang ia ingat tentang hidupnya, tentunya berupa suatu "kehidupan yang cepat berlalu".

Ia akan berkomentar bahwa hidupnya tidaklah "panjang" sebagaimana impiannya di usia belasan. Mungkin tak pernah terlintas dalam benaknya bahwa suatu hari ia akan menjadi begitu tua. Namun kini, ia dicekam oleh kenyataan bahwa ia telah meninggalkan tujuh puluh tahun di belakangnya. Ketika muda, mungkin tak pernah terpikir olehnya bahwa kebeliaan dengan segala gairahnya akan berlalu begitu cepat.

Bila pada usia senja ia diminta untuk menceritakan kisah hidupnya, kenangannya akan terangkum dalam pembicaraan selama lima atau enam jam saja. Hanya itulah yang tersisa dari yang disebutnya sebagai "masa tujuh puluh tahun yang panjang".

Daya pikir seseorang, yang melemah sesuai usia, dipenuhi banyak pertanyaan. Berbagai pertanyaan ini sungguh penting untuk direnungkan, dan menjawabnya secara jujur sangat mendasar untuk memahami seluruh aspek kehidupan: "Apakah tujuan dari hidup yang berlalu begitu cepat ini? Mengapa aku harus terus bersikap positif dengan semua masalah kerentaan yang kumiliki? Apa yang akan terjadi di masa depan?"

Jawaban yang mungkin terhadap pertanyaan-pertanyaan ini terbagi dalam dua kategori utama: dari orang-orang yang mengimani Allah dan dari orang-orang yang tidak mengimani-Nya.

Seseorang yang tidak mengimani Allah akan mengatakan, "Saya telah menghabiskan hidup mengejar hal yang sia-sia. Saya telah meninggalkan tujuh puluh tahun di belakang saya, namun sebenarnya, saya masih belum dapat memahami untuk apa saya hidup. Ketika masih anak-anak, orang tua adalah pusat kehidupan saya. Saya mendapatkan kebahagiaan dan kesenangan dalam cinta mereka. Kemudian, sebagai seorang wanita muda, saya mengabdikan diri kepada suami dan anak-anak. Pada masa itu, saya membuat banyak cita-cita untuk diri saya. Namun ketika tercapai, semuanya seperti sesuatu yang cepat berlalu. Saat bergembira dalam keberhasilan, saya melangkah menuju cita-cita lain yang menyibukkan, sehingga saya tidak memikirkan makna hidup yang sesungguhnya. Kini pada usia tujuh puluh tahun, dalam ketenangan usia senja, saya mencoba menemukan apa gerangan tujuan masa lalu saya. Apakah saya hidup untuk orang-orang yang kini hanya samar-samar saya ingat? Untuk orang tua saya? Untuk suami saya yang telah berpulang bertahun-tahun yang lalu? Atau anak-anak yang kini jarang saya lihat karena telah memiliki keluarga masing-masing? Saya bingung. Satu-satunya kenyataan adalah bahwa saya merasa dekat dengan kematian. Saya akan segera meninggal dan menjadi kenangan yang redup dalam benak orang-orang. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Saya benar-benar tidak tahu. Bahkan memikirkannya saja sudah menakutkan!"

Tentunya ada alasan mengapa ia begitu berputus asa. Ini semata karena ia tidak dapat memahami bahwa alam semesta, seluruh makhluk hidup dan manusia memiliki tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dan harus dipenuhi dalam hidup. Adanya tujuan-tujuan ini berasal dari fakta bahwa segalanya telah diciptakan. Orang yang berakal dapat melihat hadirnya perencanaan, perancangan, dan kearifan dalam setiap detail dunia yang penuh variasi. Hal ini membawanya pada pengenalan terhadap sang Pencipta. Selanjutnya ia akan menyimpulkan bahwa, karena seluruh makhluk hidup tidaklah disebabkan oleh suatu proses acak atau tanpa sadar; mereka semua menjalankan tujuan yang penting. Dalam Al Quran, pedoman asli terakhir yang diturunkan untuk manusia, Allah berulang kali mengingatkan kita akan tujuan hidup kita, suatu hal yang cenderung kita lupakan, dan dengannya membimbing kita pada kejelasan pemikiran dan kesadaran.

Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. (QS. Huud, 11: 7)

Ayat ini memberikan pemahaman penuh akan tujuan hidup bagi orang-orang yang beriman. Mereka mengetahui bahwa hidup ini adalah tempat mereka diuji dan dicoba oleh Pencipta mereka. Karenanya, mereka berharap untuk berhasil dalam ujian ini dan mencapai surga serta kesenangan yang baik dari Allah.

Akan tetapi, demi kejelasan, ada sebuah poin penting untuk dipikirkan: mereka yang mempercayai 'keberadaan' Allah tidak lantas memiliki keyakinan yang benar; jika mereka tidak meletakkan kepercayaan kepada Allah. Kini, banyak orang menerima bahwa alam semesta adalah ciptaan Allah; namun, mereka kurang memahami dampak fakta ini terhadap hidup mereka. Karenanya, mereka tidak menjalankan hidup mereka sebagaimana yang seharusnya. Apa yang dianggap orang-orang ini sebagai kebenaran adalah, bahwa pada awalnya Allah menciptakan alam semesta ini, kemudian meninggalkannya.

Dalam Al Quran, Allah menunjukkan kesalahpahaman ini dalam ayat berikut:

Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah". Katakanlah: "Segala puji bagi Allah"; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (QS. Luqman, 31: 25)

Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: "Allah", maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan? (Surat az-Zukhruf: 87)

Karena kesalahpahaman ini, manusia tidak dapat menghubungkan kehidupan mereka sehari-hari dengan fakta bahwa mereka memiliki Pencipta. Itulah alasan dasar mengapa setiap manusia mengembangkan prinsip dan nilai-nilai moral pribadinya sendiri, yang terbentuk dalam budaya, komunitas, dan keluarga tertentu. Prinsip-prinsip ini sebenarnya berfungsi sebagai "petunjuk hidup" hingga datangnya kematian. Manusia yang menaati nilai-nilai mereka sendiri akan mendapatkan kenyamanan dalam harapan bahwa setiap tindakan yang salah akan dihukum sementara dalam neraka. Pemikiran sejenis menyimpulkan bahwa kehidupan abadi dalam surga akan mengikuti masa penyiksaan ini. Pemikiran tersebut tanpa sadar meredakan rasa takut akan hukuman yang memilukan di akhir kehidupan. Beberapa orang, di lain pihak, bahkan tidak merenungkan hal ini. Mereka sama sekali tidak memedulikan dunia selanjutnya dan "memanfaatkan hidup sebaik-baiknya".

Bagaimanapun, hal di atas tidak benar dan kenyataannya berseberangan dengan apa yang mereka pikirkan. Mereka yang berpura-pura tidak menyadari keberadaan Allah akan terjebak dalam keputusasaan yang dalam. Dalam Al Quran, orang-orang tersebut digambarkan sebagai berikut:

Mereka hanya mengetahui yang lahir dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang akhirat adalah lalai.
(QS. Ar-Ruum, 30: 7)

Tentulah, orang-orang ini hanya memahami sedikit saja mengenai keberadaan dan tujuan sesungguhnya dunia ini, dan mereka tidak pernah berpikir bahwa kehidupan dalam dunia ini tidaklah kekal.

Ada beberapa ungkapan yang umum dipergunakan manusia mengenai pendeknya kehidupan ini: "Manfaatkanlah hidupmu sebaik-baiknya selagi sempat", "hidup itu pendek", "manusia tidak hidup selamanya" adalah ungkapan yang selalu dirujuk dalam mendefinisikan sifat dasar dunia ini. Namun, ungkapan-ungkapan ini mengandung keterikatan yang terselubung kepada hidup ini, dibandingkan kepada hidup setelahnya. Ungkapan-ungkapan itu mencerminkan perilaku umum manusia terhadap kehidupan dan kematian. Karena kecintaan akan hidup yang demikian besarnya, pembicaraan tentang kematian selalu diselingi dengan lelucon atau hal lain yang mengurangi keseriusan permasalahan tersebut. Selingan ini selalu memiliki tujuan, sebagai upaya sengaja untuk mereduksi permasalahan penting tersebut menjadi hal yang remeh.

Kematian sesungguhnya merupakan topik yang penting untuk direnungkan. Hingga saat seperti ini dalam kehidupannya, seseorang mungkin tidak menyadari betapa berarti kenyataan ini. Namun, karena kini ia punya kesempatan untuk memahami pentingnya hal tersebut, ia harus mempertimbangkan kembali kehidupan dan segenap harapannya. Tidak pernah ada kata terlambat untuk bertobat kepada Allah serta mengarahkan kembali seluruh perilaku dan melanjutkan kehidupan seseorang dalam kepatuhan akan kehendak Allah. Hidup itu pendek; jiwa manusia kekal. Dalam masa yang pendek ini, seseorang seharusnya tidak membiarkan keinginan yang sementara mengendalikannya. Seseorang seharusnya melawan godaan dan menjauhkan dirinya dari segala hal yang memperkuat ikatannya terhadap dunia ini. Sungguh tidak bijaksana untuk mengabaikan dunia yang selanjutnya, hanya demi kesenangan yang sementara ini.

Meski demikian, orang-orang yang tidak beriman dan tidak dapat memahami kenyataan ini menghabiskan hidup mereka dalam kesia-siaan dengan melupakan Allah. Lebih lanjut, mereka mengetahui bahwa tidaklah mungkin mereka mencapai keinginan-keinginan ini. Mereka selalu merasakan ketidakpuasan yang dalam dan menginginkan lebih daripada apa yang mereka miliki kini. Mereka memiliki harapan dan keinginan yang tidak berakhir. Namun, dunia bukanlah tempat yang sesuai untuk memuaskan keinginan-keinginan ini.

Tidak ada yang kekal di dunia ini. Waktu berlaku pada hal-hal yang bagus dan baru. Sebuah mobil baru akan segera ketinggalan jaman begitu model lain dirancang, diproduksi, dan dipasarkan. Sama halnya, seseorang mungkin menginginkan rumah besar milik orang lain atau rumah mewah dengan ruangan yang lebih banyak daripada penghuninya dan dengan perlengkapan yang dilapisi emas, yang pernah dilihat sebelumnya, akan kehilangan selera terhadap rumahnya sendiri dan tidak dapat menghindari hal-hal tersebut dengan rasa iri.

Sebuah pencarian tak berakhir untuk sesuatu yang baru dan lebih baik tidak memberikan nilai ketika ia telah dicapai, celaan terhadap sesuatu yang lama, dan meletakkan seluruh harapan pada yang baru: ini adalah lingkaran setan yang telah dialami manusia di mana pun sepanjang sejarah. Namun, seorang manusia yang berilmu pengetahuan seharusnya berhenti dan bertanya pada diri sendiri untuk sesaat: mengapa ia mengejar ambisi yang sementara dan sudahkah ia dapatkan keuntungan dari upaya itu? Akhirnya, ia seharusnya menarik kesimpulan bahwa "ada masalah mendasar pada pandangan ini". Namun manusia, yang sedikit sekali memikirkan hal ini, terus mengejar mimpi yang sepertinya tidak akan dapat mereka capai.

Tidak ada seorang pun, bagaimanapun juga, mengetahui apa yang akan terjadi bahkan dalam beberapa jam mendatang: setiap saat seseorang mungkin mengalami kecelakaan, terluka parah, atau menjadi cacat. Lebih jauh lagi, waktu berlalu dalam perhitungan menuju kematian seseorang. Setiap hari membawa hari yang telah ditakdirkan tersebut lebih dekat. Kematian pastilah menghapus seluruh ambisi, keserakahan, dan keinginan terhadap dunia ini. Di dalam tanah, baik harta benda maupun status tidak berlaku. Setiap harta benda yang membuat kita kikir, begitupun tubuh kita, akan menghilang dan meluruh di dalam tanah. Apakah seseorang itu kaya atau miskin, cantik atau jelek, suatu saat ia akan dibungkus dalam kafan yang sederhana.

Kami percaya bahwa Fakta-Fakta yang Mengungkap Hakikat Hidup menawarkan sebuah penjelasan mengenai sifat yang sesungguhnya dari kehidupan manusia. Sebuah kehidupan pendek dan penuh tipuan yang didalamnya keinginan duniawi terlihat menarik dan penuh janji, namun kenyataannya bertolak belakang. Buku ini akan memungkinkan Anda merasakan hidup Anda dan seluruh kenyataannya, dan membantu Anda memikirkan kembali tujuan Anda dalam hidup, bila Anda menginginkannya.

Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk mengingatkan manusia lain akan fakta-fakta ini, dan menyuruh mereka hidup hanya untuk memenuhi keinginan-Nya, sebagaimana yang difirmankan-Nya dalam ayat berikut:

Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat menolong bapaknya sedikit pun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan penipu memperdayakan kamu dalam Allah. (QS. Luqman, 31: 33)
Selengkapnya...

Rabu, 08 Juli 2009

Bapak Kedokteran Dunia

IBNU SINA : "Bapak Kedokteran Dunia"

Al Qanun 11 al-Tibb yang di Barat dikenal dengan Canons, boleh dikata merupakan 'kitab suci' ilmu kesehatan pada masanya. Tanpa merujuk ke buku tersebut, ilmu obat-obatan dan farmakologi dirasakan tidak akan sempurna. Tidak heran bila Ibnu Sina, pengarang buku tersebut begitu dihargai kejeniusan dan kontribusinya dalam ilmu kedokteran, sampai sekarang. Bahkan potret Ibnu Sina, hingga kini menjadi salah satu pajangan dinding besar gedung Fakultas Kedokteran Universitas Paris.

Ibnu Sina
yang memiliki nama lengkap Abu Ali al-Hussein Ibn Abdallah, lahir di Afshana dekat Bukhara (Asia Tengah) pada tahun 981. Pada usia 10 tahun, dia telah menguasai dengan baik studi tentang Al Quran dan ilmu-ilmu clasar. Ilmu logika, dipelajarinya dari Abu Abdallah Natili, seorang filsuf besar pada masa itu. Filsafatnya meliputi buku-buku Islam dan Yunani yang sangat beragam.Kemampuannya dalam bidang pengobatan sudah begitu mumpuni di usianya yang masih belia. Bahkan ketika usianya baru tujuhbelas tahun, dia sudah berhasil menyembuhkan penguasa Bukhara, Nun Ibn Manshur. Padahal sebelumnya para pakar kesehatan kerajaan sudah menyerah, tak satu pun yang mampu mengatasi penyakit sang raja.

Atas jasanya itu, Manshur bermaksud memberinya hadiah. Namun Ibnu Sina justru lebih memilih izin dari sang raja untuk diperkenankan meggunakan perpustakaan kerajaan yang dikenal memiliki koleksi buku-buku yang unik.

Setelah ayahnya meninggal, Ibnu Sina merantau ke Jurjan, dan bertemu dengan Abu Raihan al-Biruni, yang kala itu sangat termashur. Setelah itu dia pindah ke Rayy, dan melanjutkan perjalanan ke Hamadan, tempat yang memberinya inspirasi untuk bukunya yang terkenal, Al Qanun 11 al-Tibb.

Di Hamadan dia juga menyembuhkan sang penguasa, Syams al-Daulah, dari penyakit perut yang akut, sebelum melanjutkan lagi perjalanannya menuju Isfahan (kini Iran) untuk menyelesaikan karya-karyanya yang monumental.



Al Qanun fi al-Jibb

Al Qanun fi al-Tibb atau Norma-norma Kedokteran adalah sumbangan terbesar Ibnu Sina yang di Barat dikenal dengan Avicenna, terhadap ilmu pengetahuan. Karya yang matnpu bertahan selama enam abad ini diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Gerard dari Cremena pada abad ke-12. Sejak saat itu Qanun menjadi buku wajib di sekolah-sekolah medis di Eropa. Pada abad ke-15 buku ini mengalami cetak ulang sebanyak enam belas kali. Lima belas cetakan dalam bahasa Latin, satu cetakan dalam bahasa Yahudi. Sedangkan pada abad berikutnya, Qanun mengalami cetak ulang sebanyak dua puluh kali.

Cameron Gruner pada tahun 1930 menerjemahkan sebagian isi buku itu ke bahasa Inggris dengan judul Risalah atas Norma Medis Avicenna. Dan selama lebih dari lima abad, Qanun menjadi pemandu bagi ilmu kedokteran di Barat. Tidak heran bila Dr. William Osier, penulis buku Evolution of Modern Science, mengatakan bahwa Qanun telah menjadi semacam 'kitab suci' kesehatan yang bertahan lebih lama dibanding karya mana pun.

Qanun boleh dikata merupakan Ensiklopedi Pengobatan yang sangat lengkap. Buku ini menelaah ulang pengetahuan kedokteran, baik dari sumber Islam maupun sumber-sumber kuna. Ibnu Sina tidak hanya menggabungkan pengetahuan yang telah ada tapi juga menciptakan karya-karya orisinal yang meliputi beberapa pengobatan umum, obat-obatan (760 macam), penyakit-penyakit mulai dari kepala hingga kakl, khususnya Patologi (ilmu tentang penyakit) dan Farmakopeia (Farmakope).

Di antara beberapa kontribusinya yang merupakan pengembangan besar adalah identifikasinya terhadap sifat-sifat penyakit menular seperti Pththsis dan Tuberculosis (TBC), penyebaran penyakit melalui air dan tanah, dan interaksi antara ilmu psikologi dan kedokteran. Ibnu Sina pula yang pertama kali menjelaskan tentang Meningitis (radang selaput otak) serta memberi penjelasan yang padat tentang anatomi, ginekologi, kesehatan anak, serta menemukan perawatan untuk Lachrymal Fistula, disusul dengan penyelidikan medis terhadap saluran pembuluh darah.

Hingga kini Qanun masih menjadi acuan para pakar untuk penyelidikan anatomi, karena buku ini mampu menjelaskan deskripsi secara gratis maupun penjelasan rinci mengenai Sclera, Kornea, Koroid, Iris, Retina, Lensa, Urat syaraf, juga Optic Chiasma. Dalam mendalami anatomi, Ibnu Sina menentang sikap praduga atau prakiraan. Dia mengimbau para pakar ilmu fisik dan ilmu bedah untuk kembali mendasarkan pengetahuannya pada studi tentang tubuh manusia. Dia mengamati bahwa Aorta sebenarnya terdiri dari tiga saluran yang terbuka saat darah mengalir dari dan di dalam jantung selama kontraksi, dan tertutup selama relaksasi, sehingga tidak akan terjadi luapan aliran darah ke dalam jantung.

Dia juga menegaskan bahwa otot dapat digerakkan karena adanya syaraf yang terdapat di dalamnya. Demikian pula rasa sakit yang dirasakan pada bagian otot, juga disebabkan adanya urat syaraf yang menerima rangsangan rasa sakit tersebut.

Lebih jauh dia mengadakan observasi dan menemukan bahwa ternyata di dalam organ hati, limpa dan ginjal, tidak ditemukan urat syaraf. Sebab urat syaraf justru tertanam pada lapisan luar organ-organ itu.



Karya-karya Lainnya

Selain ilmu pengobatan dan kesehatan, Ibnu Sina juga menyumbangkan pemikirannya pada ilmu matematika, fisika, musik, dan bidang-bidang lain. Penyelidikannya dalam bidang astronomi membuatnya berhasil merancang perangkat semacam Vernier yang meningkatkan ketepatan pengukuran suatu alat. Di bidang fisika, sumbangan pemikirannya mengenai bermacam bentuk energi, kalori, cahaya, mekanika, konsep gaya, ruang hampa udara, dan bilangan tak terhingga.

Dalam bidang kimia, Ibnu Sina adalah salah satu dari sekian banyak orang yang tidak percaya pada transmutasi kimia logam. Pandangan ini ditentang secara radikal pada masa itu. Risalahnya mgngenai mineral merupakan salah satu sumber utama geologi yang digunakan oleh para ensiklopedis Kristen pada abad ke-13.

Penemuannya di bidang musik merupakan perbaikan dari karya Farabi (al-Pharabius), yakni dengan menemukan suatu rumus bahwa jika serangkaian konsonan dirumuskan (n + 1) / n, maka telinga tidak dapat membedakan konsonan tersebut pada n - 45. Lebih jauh dia mengatakan, penggandaan terhadap satuan seperempat dan seperlima pada konsep ini merupakan langkah benar menuju sistem harmonisasi.

Karya Ibnu Sina dalam bidang filsafat yang terkenal adalah Al-Najat, Isyarat, dan al-Shifa (buku yang berisi tentang penyembuhan penyakit) merupakan ensiklopedi filosofis. Di dalamnya berisi jangkauan pengetahuan yang luas, dari filsafat hingga ilmu pengetahuan. Filsafat Ibnu Sina merupakan penggabungan tradisi Aristotelian, pengaruh Neoplatonic dan teologi Islam.

Ibnu Sina mengelompokkan seluruh bidang ilmu ke dalam dua kategori besar, yakni: pengetahuan teoritis dan pengetahuan praktis. Pengetahuan teoritis meliputi fisika, matematika, dan metafisika, sedangkan pengetahuan praktis meliputi etika, ilmu ekonomi, dan ilmu politik.

Jenius yang satu ini tidak pernah berhenti mengembara, baik secara fisik maupun secara batin. Secara fisik, dia terus berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, untuk memuaskan rasa ingin tahunya terhadap segala hal, serta untuk dapat belajar, belajar, dan belajar. Karena terlalu banyak memeras otak dan diperparah oleh gejolak politik pada masa itu, kesehatannya semakin memburuk. Akhirnya, pada tahun 1037 dia kembali ke Hamadan, dan meninggal di sana. (amanah)


IBNU SINA : "Bapak Kedokteran Dunia"

Abu Ali al Husain ibn Abdallah ibn Sina adalah nama lengkap Ibnu Sina, yang lebih dikenal sebagai "Aviciena" oleh masyarakat barat. Dia adalah salah seorang tokoh terbesar sepanjang zaman, seorang jenius yang mahir dalam berbagai cabang ilmu. Dia lah pembuat ensiklopedi terkemuka dan pakar dalam bidang Kedokteran, Filsafat, Logika, Matematika, Astronomi, musik, dan puisi.

Ibnu Sina dilahirkan pada tahun 980 M / 370 H di Afshinah, sebuah desa kecil tempat asal ibunya, di dekat Bukhara. Ayahnya, Abdullah, adalah seorang Gubernur Samanite yang kemudian ditugaskan di Bukhara. Sejak kecil ia telah memperlihatkan intelegensianya yang cemerlang dan kemajuan yang luar biasa dalam menerima pendidikan, ia telah hafal al-Qur'an pada usia 10 tahun.

Nama Ibnu Sina semakin melejit tatkala ia mampu menyembuhkan penyakit raja Bukhara, Nooh ibnu Mansoor. Saat itu ia baru berusia 17 tahun. Sebagai penghargaan, sang raja meminta Ibnu Sina menetap di istana, setidaknya sementara selama sang raja dalam proses penyembuhan. Namun Ibnu Sina menolaknya dengan halus. Sebagai imbalan ia hanya meminta izin untuk menggunakan perpustakaan kerajaan yang kuno dan antik. Tujuannya adalah mencari berbagai referensi dasar untuk menambah ilmunya agar lebih luas dan berkembang. Kemampuan ibnu Sina yang cepat menyerap berbagai cabang ilmu pengetahuan membuatnya menguasai berbagai macam materi intelektual dari perpustakaan Kerajaan pada usia 21.

Setelah ayahnya wafat, ia meninggalkan Bukhara karena gangguan politik dan pergi ke kota Gorgan, yang tekenal dengan kebudayaannya yang tinggi. Dia diundang dengan tulus oleh Raja Khawarizm, pelindung besar kebudayaan dan pendidikan. Di Gorgan ia membuka praktek dokter, bergerak dalam bidang pendidikan, dan menulis buku. Setelah itu, Ibnu Sina melanjutkan lagi perjalannya, antara lain ke Kota Ravy dan Kota Hamadan.

Sampai kini ilmunya yang ditulis dalam buku "Al Qanun Fi al-Tib" tetap menjadi dasar bagi perkembangan ilmu kedokteran dan pengobatan dunia. Karena itu Ibnu Sina menjadi bagian tak terpisahkan dari perkembangan ilmu kedokteran dunia. Bukunya "Al Qanun" "diterjemahkan" menjadi "The Cannon" oleh pihak Barat, yang kemudian menjadi rujukan banyak ilmuwan abad pertengahan. Buku itu diantaranya berisi eksiklopedia dengan jumlah jutaan item tentang pengobatan dan obat-obatan. Bahkan diperkenalkan penyembuhan secara sistematis dan dijadikan rujukan selama tujuh abad kemudian (sampai abad ke-17).

Ibnu Sina meninggal pada tahun 1073, saat kembali di kota yang disukainya, Hamadan. Walau ia sudah meninggal, namun berbagai ilmunya sangat berguna dan digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit yang kini diderita umat manusia.

Selengkapnya...

Jumat, 03 Juli 2009

Kiamat 2012, Benarkah ?

2012 = Akhir dari Dunia?

Kalender Maya

Pernahkah anda dengarkan mengenai mitologi-mitologi setiap bangsa didunia, misalnya mitologi perdaban Tiongkok, Mesir, Sumeria, Yunani, dan lain-lain?

Dikisahkan didalam beberapa mitologi-mitologi tersebut bahwa bumi ini pernah dilanda banjir dahsyat yang mengerikan. Hampir semua peradaban-peradaban zaman dulu, terdapat cerita tentang bencana yang satu ini, misalnya diantara lebih dari 130 suku Indian di Benua Amerika hampir tidak ada suku yang tidak memitoskan banjir dasyat sebagai topik.

Kalau mau lebih mudahnya,coba ingat-ingat Kisah Nabi Nuh (Noah).Dikisahkan didalam Al-Qur'an maupun Bible,bahwa seluruh peradaban manusia pada saat itu musnah, terkecuali bagi orang-orang yang percaya pada ajaran Alllah yang disampaikan oleh Nabi Nuh yang selamat dari bencana air bah yang maha dasyat itu.

Di sekitar pedalaman kaki Gunung Himalaya, Tibet misalnya, orang-orang menjumpai sebuah suku, keturunan dan rupa mereka hampir mirip dengan orang Yunani. Konon katanya, mereka adalah orang-orang yang beruntung masih hidup atas peristiwa banjir yang dahsyat itu.

Pada tahun 1986, kantor berita pemerintah Turki menyatakan bahwa 5.200 meter di atas permukaan laut puncak gunung (Ararat), telah ditemukan sebuah benda yang mirip dengan perahu Nabi Nuh yang berbentuk persegi empat, lalu mengambil gambarnya dari angkasa, dan panjang perahunya sesuai dengan yang dicatat dalam kitab suci.

Pernah beberapa waktu lalu aq sempat membaca sebuah artikel manarik,menurut penuturan dari Mister Li Hongzi (pendiri Fulun Gong/Fulun Dafa) dalam ceramah Alam Semesta-nya, Beliau menuturkan bahwa peradaban dimuka bumi ini setidaknya telah dihancurkan kurang lebih sebanyak empat kali oleh Sang Pencipta.
Dan,pada saat era dimana kita hidup sekarang ini, merupakan masa kehidupan peradaban umat manusia ke-5 dibumi.

Lalu kenapa manusia bisa mengalami bencana itu? Mitologi dari setiap negara mempunyai penjelasan yang sama terhadap hal ini. Semua ini dikarenakan kemerosotan dan kebejatan manusia, lalu Sang Penguasa Alam Semesta memutuskan untuk menghukum manusia.

Mengenai penggambaran atas peristiwa dimusnahkannya beberapa peradaban-peradaban manusia masa silam, sebenarnya bisa kita peroleh penjelasannya dari beberapa Hadist.

Pernah aq membaca sebuah hadist riwayat (lupa tapi hadist riwayat siapa),disitu dikisahkan pada zaman nabi-nabi terdahulu,ada yang disebut sebagai zaman edan dan zaman apa gitu deh (intinya setiap manusia pada zaman ini kembali fitrah), sehabis zaman edan akan kembali lagi ke zaman fitrah sampai saatnya tiba alam semesta ini benar-benar akan dihancurkan secara keseluruhan.

Nah, dari isi hadist tsb dapat kita peroleh penjelasan,bahwa ketika suatu zaman dimana manusia telah menunjukkan kemerosotan moral yang luar biasa (zaman edan), Sang Pencipta memutuskan untuk mengahiri peradaban tersebut dengan mengirimkan beberapa bencana besar yang ahirnya mengakhiri kehidupan dimuka bumi pada saat itu.

Hanya beberapa oranglah yang disisakan untuk memulai peradaban baru selanjutnya. Pada waktu peradaban baru ini lahir,hati orang-orang yang berhasil terselamatkan tersebut kembali dalam keadaan bersih/fitrah (setelah bertobat) karena telah disadarkan oleh rentetan bencana mengerikan yang menimpanya dimasa silam.(mohon dikoreksi lagi yah hadistnya)

Siklus seperti itu terus menurus berlangsung sampai pada masa peradaban kita saat ini (masa peradaban umat manusia ke-5/matahari ke-5).

Pada saat ini,dimana tanda-tanda zaman edan telah dapat terlihat dengan begitu jelas,mungkin kembali saatnya peradaban pada saat ini harus kembali diakhiri,dan akan digantikan dengan sebuah peradaban baru yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan peradaban sebelumnya.(mungkin manusia-manusia yang akan datang akan mengenal sisa-sisa peradaban kita sebagai sebuah peradaban maju yang hilang ditelan masa,seperti halnya kisah mengenai peradaban Atlantis dan Lemuria yang tenggelam dimasa silam)

Kini muncul pertanyaan,apa hubungannya peradaban ke-5 dimuka bumi ini dengan tahun 2012?

Pada sistem penanggalan didalam Kalender Bangsa Maya/Maya Calendar yg merupakan kalender paling akurat sampe sekarang yg pernah ada di bumi.(Perhitungan Maya Calendar dari 3113 SM sampai 2012 M)
,mereka (Bangsa Maya) menyatakan pada tahun 2012,tepatnya tanggal 21 Desember 2012,merupakan "End of Times".
maksud dari "End of Times" itu sendiri masih diperdebatkan oleh para ilmuwan, dan arkeolog.

Quote:
Ada yang menyatakan bahwa maksudnya adalah :


1. Berhentinya waktu (bumi berhenti berputar)
2. Peralihan dari Zaman Pisces ke Aquarius
3. Peralihan dari Abad Silver ke Abad keemasan
4. End of Times = End of the World as we know it
5. Akan ada sebuah galactic Wave yang besar, yang memberhentikan semua kegiatan di muka bumi ini, termasuk kemusnahan manusia
6. Perubahan dari dimensi 3 ke dimensi 4, bahkan 5
7. Kehidupan manusia meningkat dari level dimensi 3, ke 4, DNA manusia meningkat dari strain 2 ke 12, sehingga manusia dapat menggunakan telepati bahkan telekinesis
8. Ada yang menyatakan tidak akan terjadi apa-apa
9. Ada yang menyatakan waktu sudah tidak akan berlaku, jadi waktu tidak linear, tetapi bisa berubah2, sesuai dengan waktu yang kita alami, karena ditemukannya mesin waktu
10. Ditemukannya mesin waktu dan stargate
11. Manusia sudah dapat melakukan transportasi ke galaxi lain, melalui stargate
12. Bangkitnya messiah, yang akan menyelamatkan manusia dari kehancuran
13. Kebangkitan Isa AS / Jesus
14. First Contact pertama kali peradaban manusia dengan Alien/UFO
15. Manusia bergabung dengan komunitas antar galaxi pertama kali, manusia = galaxy being.

Dalam kalender bangsa Maya yang sangat tersohor itu, diramalkan bahwa pada periode 1992-2012 bumi akan dimurnikan, selanjutnya peradaban manusia sekarang ini akan berakhir dan mulai memasuki peradaban baru.

Dalam sejarah peradaban kuno dunia, bangsa Maya dikenal menguasai pengetahuan tentang ilmu falak yang khusus dan mendalam, sistem penanggalan yang sempurna, penghitungan perbintangan yang rumit serta metode pemikiran abstrak yang tinggi. Kesempurnaan dan akurasi dari pada penanggalannya membuat orang takjub.

Sekelompok masyarakat yang misterius ini tinggal di wilayah selatan Mexico sekarang (Yucatan) Guetemala, bagian utara Belize dan bagian barat Honduras. Banyak sekali pyramid, kuil dan bangunan-bangunan kuno yang dibangun oleh Maya yang masih dapat ditemui di sana. Banyak juga batu-batu pahatan dan tulisan-tulisan misterius pada meja-meja yang ditinggalkan mereka.

Para arkeolog percaya bahwa Maya mempunyai peradaban yang luar biasa. Hal itu bisa dilihat dari peninggalannya seperti buku-bukunya, meja-meja batu dan cerita-cerita yang bersifat mistik. Tetapi sayang sekali buku-buku mereka di perpustakaan Mayan semuanya sudah dibakar oleh tentara Spanyol ketika menyerang sesudah tahun 1517. Hanya beberapa tulisan pada meja-meja dan beberapa system kalender yang membingungkan tersisa sampai sekarang.

Seorang sejarahwan Amerika, Dr. Jose Arguelles mengabdikan dirinya untuk meneliti peradaban bangsa ini. Ia mendalami ramalan Maya yang dibangun di atas fondasi kalender yang dibuat bangsa itu, dimana prediksi semacam ini persis seperti cara penghitungan Tiongkok, ala Zhou Yi. Kalendernya, secara garis besar menggambarkan siklus hukum benda langit dan hubungannya dengan perubahan manusia.
Dalam karya Arguelles, The Mayan Factor: Path Beyong Technology yang diterbitkan oleh Bear & Company pada 1973, disebutkan dalam penanggalan Maya tercatat bahwa sistim galaksi tata surya kita sedang mengalami 'The Great Cycle' (siklus besar) yang berjangka lima ribu dua ratus tahun lebih. Waktunya dari 3113 SM sampai 2012 M. Dalam siklus besar ini, tata surya dan bumi sedang bergerak melintasi sebuah sinar galaksi (Galatic Beam) yang berasal dari inti galaksi. Diameter sinar secara horizontal ini ialah 5125 tahun bumi. Dengan kata lain, kalau bumi melintasi sinar ini akan memakan waktu 5125 tahun lamanya.

Orang Maya percaya bahwa semua benda angkasa pada galaksi setelah selesai mengalami reaksi dari sinar galaksi dalam siklus besar ini, akan terjadi perubahan secara total, orang Maya menyebutnya, penyelarasan galaksi (Galatic Synchronization). Siklus besar ini dibagi menjadi 13 tahap, setiap tahap evolusi pun mempunyai catatan yang sangat mendetail. Arguelles dalam bukunya itu menggunakan banyak sekali diagram-diagram untuk menceritakan kondisi evolusi pada setiap tahap. Kemudian setiap tahap itu dibagi lagi menjadi 20 masa evolusi. Setiap masa itu akan memakan waktu 20 tahun lamanya.

Dari masa 20 tahun antara tahun 1992-2012 itu, bumi kita telah memasuki tahap terakhir dari fase Siklus Besar, bangsa Maya menganggap ini adalah periode penting sebelum masa pra-Galatic Synchronization, mereka menamakannya: The Earth Generetion Priod (Periode Regenerasi Bumi). Selama periode ini bumi akan mencapai pemurnian total. Setelah itu, bumi kita akan meninggalkan jangkauan sinar galaksi dan memasuki tahap baru: penyelarasan galaksi.

Pada 21 Desember 2012 akan menjadi hari berakhirnya peradaban umat manusia kali ini, dalam perhitungan kalender Maya. Sesudah itu, umat manusia akan memasuki peradaban baru total yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan peradaban sekarang. Pada hari itu, tepatnya musim dingin tiba, matahari akan bergabung lagi dengan titik silang yang terbentuk akibat ekliptika (jalan matahari) dengan ekuator secara total. Saat itulah, matahari tepat berada di tengah-tengah sela sistem galaksi, atau dengan kata lain galaksi terletak di atas bumi, bagaikan membuka sebuah "Pintu Langit" saja bagi umat manusia.

Mulai 1992, bumi memasuki apa yang oleh bangsa Maya disebut 'Periode Regenerasi Bumi". Pada periode ini, Bumi dimurnikan, termasuk juga hati manusia, (ini hampir mirip ramalan orang Indian Amerika-Utara terhadap orang sekarang ini), subtansi yang tidak baik akan disingkirkan, dan substansi yang baik dan benar akan dipertahankan, akhirnya selaras dengan galaksi (alam semesta), ini adalah singkapan misteri dari gerakan sistem galaksi kita yang diperlihatkan oleh bangsa Maya.

Sejak tahun 1992 sampai 2012 nanti, bagaimana terjadi "pemurnian" dan bagaimana pula terjadi "regenerasi" pada bumi kita ini, tidak disebutkan secara detail oleh bangsa Maya. Dalam ramalan mereka pun tidak menyinggung tentang apa hal konkret yang memberikan semangat manusia untuk bangkit dari kesadaran dan bagaimana bumi mengalami permurnian, yang ditinggalkan oleh mereka kepada anak cucunya (barangkali tidak tercatat). Lantas, fenomena baru apa yang sudah bisa kita lihat sejak tahun 1992 sampai sekarang yang bisa kita kaitkan dengan ramalan bangsa Maya yang beradab itu?

Mungkin sudah diatur, bahwa kalender Maya tidak hilang dan sejarah manusia, dan harus diuraikan dengan kode oleh manusia sekarang. Namun ia tetap saja harus dilihat, apakah umat manusia yang terpesona oleh konsepsinya yang trerbentuk sesudah kelahiran dapat menembus batas-batas untuk mengingatkan dan memahami kebenaran yang melampoi sistim pengetahuan kita.

Sebenarnya,jika ditinjau dari beberapa penelitian yang telah dilakukan saat ini.Memang pada beberapa dua dasawarsa belakangan ini,bumi sedang mengalami suatu siklus yang dinamakan pembalikan daya magnet kutub.
Pembalikan daya magnet kutub adalah proses yang terjadi pada waktu kutub utara dan kutub selatan saling bertukar posisi. Ketika ini terjadi, untuk beberapa saat medan magnet bumi mencapai Gauss nol, yang berarti bumi pada waktu itu punya daya magnet nol. Ketika ini terjadi bersamaan dengan perbalikan orbit sebelas tahunan kutub matahari, masalah besar akan terjadi.

Menurut perhitungan computer Hyderabad, pembalikan kutub Bumi dan Matahari dapat mengakibatkan masalah besar selain elektronik tidak bekerja dengan semestinya, burung yang bermigrasi kehilangan haluan, dan bermacam macam:


1. Sistem ketahanan tubuh semua hewan dan termasuk manusia akan banyak melemah.
2. Lapisan luar bumi akan mengalami pertambahan gunung berapi, pergerakan tektonik, gempa bumi, dan tanah longsor.
3. Medan magnet Bumi akan melemah dan radiasi alam semesta berasal dari matahari bertambah berlipat ganda mengakibatkan bahaya radiasi seperti kanker dan sebagainya tidak dapat dihindari
4. Benda-benda angkasa akan tertarik masuk ke Bumi
5. Daya gravitasi Bumi akan mengalami perubahan meskipun tidak diketahui bagaimana ia akan berubah


Jika anda menambahkan semua skenario bencana yang mungkin terjadi, anda dapat dengan mudah mengatakan dengan kalimat sederhana ini, Bumi dapat menjadi tempat yang tidak cocok untuk ditinggali peradaban manusia pada 2012 ataupun mereka yang hidup dekat lapisan luar bumi. Hal ini mungkin saja dapat terjadi pada Mars jutaan tahun yang lalu.

Mungkin benar adanya apa yang dikatakan Bangsa Maya mengenai kehancuran perdaban manusia di tahun 2012 esok,hal tersebut tentunya dapat kita lihat dari sifat-sifat manusia zaman sekarang yang tau sendirikan bagaimana moralnya,kelakuan,dll, dan alam-pun kelihatannya semakin tidak bersahabat dengan kita.

Yang lebih menarik lagi kali ini aq coba mengutip pernyataan si Mama Louren (tau kan,peramal yang suka muncul di Tipi itu lo).Kata dia,"pada tahun 2012 nanti jumlah penduduk di Indonesia ini tinggal 40%".Lalu ketika ditanya apa penyebabnya,dia menuturkan ,"pada tahun itu sebuah bencana besar akan melanda Bumi secara Global,mungkin pada setiap negara nantinya hanya menyisakan 30%-40% kehidupan untuk kembali membangun kehidupan baru".

Ramalan serupa juga diutarakan oleh Beberapa Biksu di Tibet yang terkenal pengan penguasaan clairvoyance-nya yang sangat baik.Mereka mengatakan pada awal tahun 2012 merupakan tahun paling mendebarkan bagi umat manusia di muka Bumi,dimana pada permulaan tahun,beberapa fenomena aneh akan banyak bermunculan.Namun dalam penutupnya,Para Biksu mengatakan Bumi akan terselamatkan oleh sebuah kekuatan besar yang melindungi mereka secara kasat mata,sehingga memungkinkan peradaban manusia tidaklah sepenuhnya musnah.

Kalau menurutku pribadi,tidak ada seorangpun yang bisa meramalkan kapan tepatnya kiamat itu datang.Tapi dilain sisi,aq percaya akan regenarasi suatu peradaban yang diramalkan para Orang Bangsa Maya ditahun 2012 nanti.Ini bukanlah suatu kehancuran Alam semesta secara keseluruhan (Jadi belum bisa diartikan kiamat yang sebenarnya),mungkin nantinya secuil para manusia-manusia yang terselamatkan dari bencana akan kembali membangun tonggak peradaban baru yang lebih baik dan lebih bermoral daripada kita.Wallahualam bi shawab.Tapi intinya,mau kiamat itu datangnya kapan,pokoknya mulai sekarang kita harus wajib bertobat dan lebih mendekatkan diri kepada-Nya.

Pada artikel yang pertama,aq menuliskan mengenai penyelarasan Galaksi (Galatic Synchronization) yang diramalkan bangsa Maya akan benar-benar memasuki tahap puncaknya di tahun 2012 nanti.
Telah aq uraikan juga pada artikel sebelumnya, bahwa siklus penyelarasan Galaksi ini memang terjadi setiap 5125 tahun sekali,titik permulaannya adalah pada tahun 3113 SM dan mencapai titik puncaknya di tahun 2012 M (3113 + 2012 = 5125).
Selama siklus besar ini berjalan, setidaknya ada 13 tahap paling utama yang dilalui oleh kehidupan Manusia diantara jenjang waktu 5125 tahun itu.

13 Baktum Cycle : Galatic Synchronization Beam Cycle

Tahap paling awal dari siklus tersebut dimulai dari yang paling kiri yaitu Baktun of The Star Planting,kemudian dilanjutkan oleh tahap berikutnya sampai ahirnya memasuki tahap ahir yang disebut Baktun Transformation of Matter (paling kanan).

Pada setiap Baktun terdiri dari 144,000 hari.Namun sampai saat ini belum ada kepastian mengenai kapan tepatnya tanggal perputaran Baktun ini dimulai.Para Sarjana banyak yang berbeda pendapat mengenai hal ini,ada yang mengatakan mulai bergulir pada tanggal 13 Agustus 3113 SM,ada juga yang mengatakan 11 Agustus 3113 SM.

Nantinya,disetiap Baktun akan diuraikan beberapa kejadian besar yang pernah dan yang akan dilalui oleh peradaban manusia ke-5 dibumi ini,yaitu dimulai dari Baktun pertama (3113 SM) sampai Baktun paling puncak/terakhir (2012 M).

Berikut ini aq coba tampilkan rentetan Kejadian-kejadian besar tersebut secara berurutan :


Quote:
1.Baktun 0 = "Baktun of the Star Planting" (Periode 3113-2718 SM) 13.0.0.0.0
*Masuknya Bumi pada "Galactic Synchronization Beam" tahap awal
*Masuknya Bumi pada siklus "Star transmission" baru di alam semesta
*Peradaban manusia baru (ke-5) dimulai
*Bangsa Mesir Kuno muncul 3100 SM
*Expansi Sumeria 3000 SM
*Kontruksi awal Pembangunan Stonehenge dimulai 2800 SM

2.Baktun 1 = "Baktun of the Pyramids" (Periode 2718-2324 SM) 1.0.0.0.0
*Konstruksi awal pembangunan Great Pyramid Giza 2700-2600 SM
*Penyebaran Peradaban Sumeria di Timur Tengah
*Pengembangan perkakas Perunggu
*Peradaban Harapa India dimulai
*Masa becocok tanam berkembang pesat di China,Mesoamerica,dan Andes

3.Baktun 2 = "Baktun of the Wheel" (Periode 2324-1930 SM) 2.0.0.0.0
*Roda ditemukan
*Alat transportasi beroda muncul
*Code hukum ditulis
*Mulainya Imperium Babilonia pertama
*Era of Legendary Emperors China
*Peradaban Minoa,Crete dimulai

4.Baktun 3 = "Baktun of the Sacred Mountain" (Periode 1930-1536 SM) 3.0.0.0.0
*New Kingdom di Mesir
*Kerajaan Mesir mengabadikan mengenai kekuasaan keturunan Raja,memperkuat pola defensif territorial sebagai norma untuk kehidupan yang beradab
*Hancurnya peradaban Minoan (peradaban indus) oleh Bangsa Arya

5.Baktun 4 = "Baktun of the Shang" (Periode 1536-1141 SM) 4.0.0.0.0
*Dinasti Shang China berdiri,doktrin pengucapan Yin Yang,Kemajuan pengetahuan akan pengolahan perunggu
*Peradaban Vidic India dimulai
*Kemunculan Peradaban Chavin,Olmec,Mesoamerica
*Masa kenabian Ibrahim sampai Musa
*Munculnya peradaban Mesopotamia

6.Baktun 5 = "Baktun of the Imperial Seal" (Periode 1141-747 SM) 5.0.0.0.0
*Imperium Babilonia-Assyirian dimulai
*Perkenalan persenjataan Besi
*Kenaikan mycenean Yunani di Mediterania
*Awal Dinasti Chou di China
*Kuda digunakan pertamakali untuk berperang,dan munculnya pola gemar berperang pada setiap kerajaan

7.Baktun 6 = "Baktun of the Mind Teachings" (Periode 747-353 SM) 6.0.0.0.0
*Gelombang periode pertama Peradaban Maya di Mesoamerika
*Imperium Persia dimulai
*Zaman-zaman bagi para filusuf Yunani (Plato,Socrates dan Aristoteles)
*Six Schools of Vedic thought
*Mahavira dan Budha,kehidupan Confucius,Lao Tze,Chang Tzu di China
*Sistem Kalender Bangsa Maya diciptakan

8.Baktun 7 = "Baktun of the Annoited One" (Periode 353 SM - 41 M) 7.0.0.0.0
*Alexander The Great,Rise of Rome
*Teknologi Besi diperkenalkan
*Permulaan Dinasti Han
*Konstruksi The Great Wall China
*Penyebaran Budha sebagai Agama Cosmopolitan di India sampai Central Asia
*Masa Kenabian Isa Almasih/Yesus Kristus
*Difusi Olmec dan permulaan dari Teotihuacan

9.Baktun 8 = "Baktun of The Lords of Red and Black" (Periode 41-435 M) 8.0.0.0.0
*Konstruksi ahir Piramida Teotihuacan
*Konsolidasi rezim kebudayaan Mesoamerika
*Ajaran Lord and Black pertama muncul di Quetzalcoatl
*Peradaban Nazca dan Easter Island
*Ekspansi dan masa kemunduran Kerajaan Romawi
*Munculnya Kristen sebagai suatu keyakinan/agama
*Dinasti Han runtuh
*Budha tersebar ke wilayah Asia Tenggara

10.Baktun 9 = "Baktun of The Maya" (Periode 435-830 M) 9.0.0.0.0
*Gelombang kedua Galactic Maya Civilization
*Masa Kenabian Muhammad SAW dan munculnya Islam sebagai suatu keyakinan/agama
*Kristen menyebar ke Eropa,Kristen Romawi di Eropa Barat dan Ortodoks di Eropa Timur
*Hindu menjadi agama dominan di India
*Ajaran Budha tersebar ke wilayah Korea dan Jepang
*Masa Dinasti T'ang
*Kejayaan Kerajaan2 di wilayah Asia Tenggara,Indonesia
*Kedudukan penting Tiahuanaco,Andes
*Munculnya peradaban Polinesia,Oceania dan Nigeria

11.Baktun 10 = "Baktun of the Holy Wars" (830-1224 M) 10.0.0.0.0
*Kehancuran Peradaban Maya dan Central Mexico
*Masa keemasan peradaban Toltecs
*Munculnya peradaban Chimu di Andes
*Perang salib
*Berjayanya peradaban Tibet
*Munculnya Peradaban Khmer di Asia Tenggara

12.Baktun 11 = "Baktun of Hidden Seed" (1224-1618 M) 11.0.0.0.0
*Penyebaran Islam Ke India , Asia Tenggara , dan Afrika Barat
*Kejayaan Orang-orang Turki
*Puncak perkembangan Kristen di Eropa Barat
*Puncak perkembangan Kristen Ortodoks di Eropa Timur
*Peradaban Eropa berhasil menaklukkan Bangsa Inca dan Aztec

13.Baktun 12 = "Baktun of The Transformation of Matter" (Periode 1618-2012 M) 12.0.0.0.0
*Zaman Imperialisme dan Kapitalisme
*Revolusi Industri
*Revolusi Amerika
*Kolonialisme di Afrika,Amerika Latin dan Asia
*Revolusi Prancis
*Industrialisasi di Jepang
*Paham Marxisme oleh Karl Marx
*Revolusi Komunis Rusia dan China
*Perang Dunia 1 dan 2 meletus,era bom atom
*Era Nuklir dimulai
*Perang Dingin
*Teror mulai merajalela secara global
*Kejayaan Islam dan Munculnya kekuatan baru di India dan Timur Tengah
*Mulai tidak stabilnya peradaban di Bumi
*Bumi memasuki era ahir global regeneration
*Bumi memasuki Zona Photon tahap ahir
*Ahir Galactic Synchronization (December 2012)

Jika kita lihat dari siklus Baktum diatas,maka benar tahun 2012 merupakan titik ahir dari Galactic Synchronization dan Zona Photon.Coba perhatikan pada uraian Baktun 12 diatas,yang aq garis bawahi dari Era Nuklir dan Ahir Galctic Sychronization merupakan tahun dimana saat ini kita masih bernafas,sampai jangka waktu tahun2 kedepannya (2008-2012).

Zona Photon adalah daerah yang terdiri dari partikel cahaya photon. Cahaya photon adalah akibat dari tabrakan anti elektron dengan elektron. Tabrakan itu menyebabkan kedua partikel itu saling menghancurkan yang kemudian menimbulkan energi photon atau partikel cahaya. Kelak kemudian hari photon akan menjadi sumber energi utama untuk memenuhi kebutuhan energi, selain energi nuklir tentunya.

Sebenarnya ada suatu rahasia alam semesta yang selama ini mungkin belum diketahui oleh banyak orang.
Seperti yang kita ketahui,bahwa setiap sistem galaksi dan tata surya tentu mempunyai suatu pusat,misalnya Galaksi Bima Sakti kita (The Milky Ways) yang berpusat pada Matahari.
Tapi tahukah, bahwa selain berotasi mengelilingi matahari,konon Bumi juga mengintari suatu matahari pusat alam semesta (Central Sun) yang berada pada gugus bintang Pleiades.
Semua bintang dan planet di alam semesta,tak terkecuali Matahari juga berputar mengitari Central Sun.Para Astronom menamai Central Sun ini ALCIONE.

Perhatikan pada gambar diatas,titik pusat lingkaran digambarkan sebagai Central Sun Alam Semesta (ALCIONE),semua gugus Bintang ( baik itu Taurus,Libra,dsb) yang disetiap gugusnya terdiri dari ber-triliyun2-an Bintang2 dan Planet2, wajib berotasi mengelilinginya.

Galaksi Kita (The Milky Ways) berikut planet-planetnya termasuk bumi memerlukan waktu 25.860 tahun untuk mengitari ALCIONE itu, maka tiap 12.500 tahun tata surya kita bertabrakan dengan Zona Photon. Untuk melintasi Zona Photon diperlukan 1000-2000 tahun.

Sejak 1961 tata surya kita sudah mulai memasuki Zona Photon. Dan akan berada di pusatnya pada tahun 2011-2012. Masuknya tata surya kita ke dalam zona photon akan memberikan dampak peningkatan frekwensi getaran bumi dan peningkatan kesadaran manusia, yang selanjutnya memicu perubahan besar dalam kehidupan di planet bumi.

Lalu apakah yang terjadi pada Bumi disaat masa-masa transisi tersebut?

Di tepi Zona Photon terdapat suatu dinding pembatas yang disebut Zona Nil. Di Zona Nil tersebut terjadi kompresi energi yang sangat dahsyat, di mana medan magnetik sangat padat sehingga segala sesuatu yang melintasi Zona tersebut pasti mengalami perubahan.
Berarti juga medan magnetik bumi dan matahari akan berubah mengalami jenis magnetik yang baru., yakni magnetik interdimensional yang mengakibatkan perubahan drastis pada medan elektrik magnetis dan gravitasional bumi. Dapat dibayangkan pengaruhnya pada semua alat listrik yang kita kenali sekarang, semua tak akan berfungsi, Mobil dan pesawat tak dapat distarter, Pendingin ruangan akan mati total, Lampu-lampu listrik tak lagi menyala.

Selain itu,dampak peningkatan frekwensi getaran alam akibat energi photon akan meningkatkan aktivitas gelombang laut, gunung berapi, gempa bumi, perubahan cuaca/ilklim, pemanasan global dan terciptanya lobang-lobang ozon.

Diperkirakan penghuni bumi menghadapi suatu kehidupan dan kegelapan yang tak bisa dipahami diantara ahir Zona Photon nanti (2011-2012).

Hari 1-2: Matahari tidak bersinar dan bumi menjadi gelap gulita dan dingin yang dahsyat.

Hari 3-4: Tampak cahaya temaram, bagai fajar, bintang-bintang mulai muncul di langit

Hari 5-6. Menghadapi hari yang bercahaya benderang selama 24 jam terus menerus. Seluruh mahluk bangkit dengan semangat baru.Menerima energi baru. Kemampuan Supranatural muncul suatu Era zaman baru

Tanda-tanda taransisi mudah kita lihat dengan berbagai rentetan peristiwa yang ditayangkan media massa maupun media elektronik.
Hidup yang semakin sulit dan banyak tantantangan dan masalah, masa depan yang suram, kehidupan sosial politik dan ekonomi yang hiruk pikuk dan heboh. Banyak orang yang gelisah dan dirundung kecemasan, dan tekanan jiwa, gelisah, kekalutan mental, tindakan kekerasan, kekejaman, atau pemberontakan untuk mencapai kebebasan dan reformasi.(Zaman Edan telah mencapai puncaknya)

Zona Photon dikenal juga dengan sebutan Nebula Emas. Dimana manusia akan menikmati zaman keemasan. Manusia-manusia yang dapat tetap hidup dan lolos dari tahap ahir Galactic Synchronization nanti akan memiliki tingkat kesadaran yang super . Mungkin inilah saatnya yang dinyatakan dalam Al-Qur'an maupun Bible bahwa manusia akan berubah dalam sekejap mata.

Kemampuan-kemampuan spiritual seperti telekenensis, clairvoyance, clairaudience dan kemapuan-kemampuan spiritual yang hanya dimiliki orang-orang tertentu akan menjadi milik setiap orang. Penghubi bumi akan menjadi mahluk superneing, atau manusia super.

Badan jasmani manusia yang berhasil melampaui masa transisi dan tetap hidup, akan mengalami perubahan. Kebutuhan jasmani juga berkurang, tidak seperti manusia jaman sekarang yang terlalu banyak menuntut gaya hidupnya. Kehidupan di Zaman Baru akan memberikan kekuasaan manusia berkesempatan dan berkemampuan untuk meremajakan diri jasmaninya dan hidup tanpa batas waktu.

Bangsa Manusia Baru akan mempunyai pemimpin yang memiliki kesadaran multidimensional, memimpin manusia menuju kehidupan yang damai, sejahtera, dan bahagia sesuai dengan rencana Tuhan Sang Maha Pencipta.

Sejarah planet bumi dan asal-usul manusia akan terungkap. Sejarah yang selama ini dibayangkan atau ditemukan oleh ahli-ahli sejarah sangat berbeda dengan kejadian yang sesungguhnya.Akhirnya manusia akan memahami jati dirinya, tahu siapa dirinya di masa silam dan apa tugas serta takdirnya, tidak semata-mata sebagai manusia bumi, tetapi sebagai manusia galaktik yang memiliki kesadaran kosmik.
Selengkapnya...